Ada Kota Yang Indah Cerah

Ada Kota Yang Indah Cerah

 Ada kota yang Indah Cearah (KJ 266)


Lagu rohani dalam Kidung Jemaat memiliki unsur didaktis yang berlangsung berabad-abad sejak lagu ini dikarang oleh penyair. Kadang ketika kecil, remaja dan pemuda, kurang memahami namun dalam masa-masa tertentu lagu ini membuat makna mendalam dalam diri seseorang, seperti saya. Saya bertahun-tahun menyanyikan lagu ini. Namun saya baru menikmati indahnya unsur pendidikan dalam lagu ini. Memasuki usia 58 bila menyanyikan lagu ini kadang meneteskan air mata. Berikur syair lagunya:

1. Ada kota yang indah cerah, nampaklah bagi mata iman:

rumah Bapa di sorga baka bagi orang yang sudah menang.

Ibr 11:10; Ibr 13:14; Yoh 14:2

 

Reff:

Indahnya saatnya kita jumpa di kota permai.

Indahnya saatnya kita jumpa dikota permai.

2. Nun di sana bersama teman kita nyanyi pujian merdu,

selamanya sentosa tent'ram, rasa duka terhapus penuh.

 

Reff:

Indahnya saatnya kita jumpa di kota permai.

Indahnya saatnya kita jumpa dikota permai.

3. Pada Bapa, Pemurah kita patut bersyukur tetap:

tiap hari kasihNya besar, hidup kita teriring berkat.

 

Reff:

Indahnya saatnya kita jumpa di kota permai.

Indahnya saatnya kita jumpa dikota permai
Menjawab Pertanyaan di Dunia Pendidikan Agama Kristen

Menjawab Pertanyaan di Dunia Pendidikan Agama Kristen

Refisi 23 Desember 2022. Tiga pertanyaan tentang Pendidikan Agama Kristen

Mereka yang mencari informasi tentang Pendidikan Agama Kristen biasanya dari kalangan mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi (STT), mahasiswa yang saya maksudkan tentu mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Kristen, maupun mahasiswa  yang sedang menyusun skripsi, tesis dan disertasi di bidang Pendidikan Agama Kristen. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan dari perguruan tinggi di luar sekolah tinggi teologi sering mencari materi Pendidikan Agama Kristen. Misalnya mereka yang mengambil program studi Perbandingan Agama di Universitas Kristen maupun yang non Kristen. Untuk mereka yang mencari informasi ilmiah seperti untuk skripsi, tesis dan disertasi maka sering mencari topik-topik seperti pertanyaan-pertanyaan berikut ini.

 

1.       Apa tujuan pendidikan agama kristen?

Jawanam akan apa tujuan pendidikan agama Kristen bergantung pada satuam pendidikan maupun perguruan tinggi. Para mahasiswa yang berada pada program studi Pendidikan Agama Kristen tidak dapat menghindari diri dari pertanyaan apa tujuan pendidikan agama Kristen. Selain itu dalam menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan PAK atau teori PAK maka pencarian dan penulisan tentang tujuan Pendidikan Agama Kristen menjadi pokok penting yang dicari oleh mereka yang menyusun karya Ilmiah dalam bidang Pendidikakan Agama Kristen. Tujuan Pendidikan Agama Kristen dari masa ke masa selalu dirumuskan dengan rumusan-rumusan yang berbeda namun esensi pokoknya yaitu Allah Tritunggal (Bapa, Anak dan Roh Kudus). Misalnya dalam rumusan Tujuan Pendidikan Agama Kristen yang pernah dipakai dalam kurikulum berbasis kompetensi, dalam kurikulum berbasis kompetensi, tujuan Pendidikan Agama Kristen dirumuskan secara praktis dogmatis yaitu “Anak mampu mensyukuri karya Allah Tritunggal”. Allah Tritunggal adalah ajaran yang mayoritas diterima oleh gereja arus utama seperti Gereja Lutheran, Gereja Calvinis, Gereja Baptis dan Gereja-gereja Pentakosta dan Kharismatik. Perumusan tujuan demikian dapat dipahami karena peserta didik di sekolah-sekolah formal dan perguruan tinggi berasal dari beragam denominasi Kristen sehingga doktrin yang umum diterima dapat dijadikan sebagai pengalaman belajar anak dalam bidang Pendidikan Agama Kristen. Ajaran atau dogma gereja tentu harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian kita juga paham bagaimana tim penyusun kurikulum PAK menyusun rumusan yang praktis dogmatis. Praktisnya yaitu mensukuri karya Allah Tritunggal. Sedangkan Allah Tritunggal adalah doktrin gereja dari abad-ke abad.

Orang Kristen tidak boleh merasa kelas II dengan ajaran tentang Tritunggal. Artinya tidak boleh merasa malu dan seperti tidak berani menyatakan doktrin Allah Tritunggal kepada orang lain yang mungkin sedang menyerang bahkan tidak suka dengan istilah Allah Tritunggal. Allah Trtunggal sepertinya menegaskan tiga Allah sebagaimana yang dituduhkan lawan-lawan doktrin Allah Tritunggal. Kata Trinitas atau Tritunggal memang tida ada dalam Alkitab namun Alkitab menyaksikan bahwa Allah berfirman, Roh Allah melayang-layang (bnd. Kejadian 1) dan dalam bagian yang lain dalam PL disaksikan tentang Allah, Anak dan Roh Kudus. Terhadap kesaksian Alkitab seperti ini maka Tertulianus menggunakan satu istilah latin yaitu Trinitas untuk menggambarkan pribadi Allah, pribadi Yesus dan pribadi Roh Kudus yang ketiganya berbeda namun dari sisi keberadaan sama sama kekal. Yesus bukan diciptkan sebagaimana Allah, demikian juga Roh Kudus juga tidak diciptakan tetapi ada sebelum langit dan bumi dicipatakan. Itulah sebabnya Bapak, Anaka dan Roh Kudus satu atau esa dalam pengertian keberadaan yaitu sama-sama kekal, sementara secara pribadi dapat dibedakan sesuai peran masing-masing.

 

2.       Apa yang dimaksud dengan pendidikan agama kristen?

Pendidikan Agama Kristen pada pertanyaan ini lebih mengarah pada usaha mendefinisikan Pendidikan Agama Kristen. Tentu sudah banyak penulis PAK yang berusaha menjelaskan pengertian Pendidikan Agama Kristen. Hasilnya ada ragam definisi Pendidikan Agama Kristen. Silakan baca dalam artikel yang dipublis dalam blog ini.

3.       Apa yang dimaksud dengan pak?

Pertanyaan yang ketiga juga sama dengan pertanyaan nomor 2. Bedanya pada poin 2 tulisan tentang Pendidikan Agama Kristen tidak disingkat. Sementara dalam poin 3 disingkat dengan PAK. 

Didaskalos di Masa Pandemi Covidvirus-19

Didaskalos di Masa Pandemi Covidvirus-19

Coronavirus (Covid-19) tidak asing lagi bagi setiap orang di seluruh dunia, di kalangan Kristen, khususnya para guru atau para didaskalos (bahasa Yunani) Kristen di satuan pendidikan seperti di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sejenisnya. Terhadap penyebaran Covid-19, para didaskalos (baca: para guru Agama Kristen) memiliki sikap yang berbeda terhadap Covid-19. Sikap yang saya maksudkan yaitu bersikap membentak Covid-19, dan bersikap tradionla dan modern dalam menghadapi Covid-19. Bersikap membentak yang saya maksudkan yaitu menghardik Covid-19. Kemana saja ia pergi selalu menghardik Covid-19. SIkap demikian tentu baik karena menunjukkan sikap rohani. Namun kadang sikap demikian terlampau berlebihan. Nama Yesus mesti digunakan pada secara bijaksana. Ya ada kuasa dalam Nama Yesus namun jangan juga menjadi kebiasaan menggunakan nama ini sehingga menghilangkan kesungguhan keyakinan atas ucapan menggunakan nama Tuhan kita Yesus Kristus untuk memarahi atau membentak Covid-19. Guru model menghardik atau membentak setan terlebih lagi membentak Covid-19 tentu ada. Saya juga pada tempat dan waktu yang tepat sering menggunakan nama Yesus untuk membentak setan tertentu. Akan tetapi Coronavirus (Covid-19, saya belum membentaknya dengan menggunakan nama Yesus. Silakan membentaknya tetapi kita mesti menggunakan nama Yesus dengan penuh hormat. Nama ini adalah nama yang berkuasa, nama yang kadang tidak disukai oleh orang-orang yang belum dipimpin Roh Kudus. Perhatikan saja pada waktu anda menggunakan nama ini dalam konteks tertentu, pasti ada yang mengkrut heningnya. Ini pertanda ia tidak ssuka dengan nama ini. Namun bila ia bertobat dan percaya pada-Nya maka pasti sangat suka dengan nama Yesus.

Selanjutnya untuk didaskalos yang tidak suka membentak setan-setan termasuk sakit penyakit, namun ia hanya berdoa saja dan meminta dalam nama Yesus agar sakit penyakit menjadi sembuh termasuk Covid-19 segera pergi dari dunia ini. Entah kapan Covid-19 berpulang ke tempat lain sehingga tidak mengganggu manusia.

Para didaskalos atau guru Kristen yang memiliki kebiasaan tidak menghardik Covid-19 tidak dapat dikelompokkan sebagai mereka yang kurang iman dan sebaliknya yang suka membentak Covid-19 dipatenkan menjadi orang yang memiliki tingkat rohani yang paling baik. Tentu tidak demikian. Memang benar bahwa dalam Alkitab, khususnya Perjanjian Baru ada praktik mengusir setan atau membentak sesuatu yang membahayakan orang percaya seperti Yesus membentak angin dan ombak di danau Galilea. Angin tofan dan ombakpun menjadi hormat/taat pada bentakan Yesus.

Jadi, kalau mau membentak Covid-19 ya silakan saja, yang tidak membentak dan hanya bersikap berdoa saja agar Tuhan melinungi dari serangan virus Corona juga tentunya baik adanya. Selain itu tetap memperhatikan selalu mengukur suhu tubuh, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak social di tempat keramaian dan selalu menggunakan masker maka Corona Virus pasti tidak mampan menyerang kita. Upaya ini sebagai bagian dari menggunakan akal pikiran yang merupakan pemberian Tuhan. Melalui pikiran tersebut manusia meneliti dan menyimpulkan beberapa sikap yang dapat dipaiak untuk melawan Covid yaitu selalu cuci tangan sehabis menyentuh benda-benda tertentu di tempat umum, memakai masker dan menjaga jarak aman dengan orang lain.

Semoga bermanfaat

Salam

Yonas Muanley