Dari Katekese ke Pendidikan Agama Kristen

Pendidikan Kristen kali inimenurunkan tulisan tentang katekese dan PAK dengan ramuan topik: Dari Katekese ke Pendidikan Agama Kristen: Bolehkah kita mengucapkan Selamat Tinggal Katekese?
Kata “katekese” berasal dari kata kerja Yunani “katechein”, artinya menyuarakan dengan keras, menggemakan, atau mengumumkan. Dengan demikian, secara etimologi (asal usul kata), katekese berarti pengajaran lisan. Lalu kapan kata “katekese dipakai”? dan oleh siapa?.





Test blog untuk mengetahui mobile friendly

Pertanyaan di atas tidak mudah dijawab. Saya hanya mengatakan bahwa kata “katekese” pertama kali dipakai dalam Perjanjian Baru, tentu oleh penulis Perjanjian Baru yang adalah murid Yesus. Dengan begitu, kata katekese yang dipakai dalam Perjanjian Baru memiliki makna pengajaran lisan di mana penjelasan yang sangat sederhana diberikan kepada orang-orang seperti secara lembut atau memberi susu dari pada memberi makanan keras yang diberikan kepada anak-anak kecil. Jadi, bila kita menemukan katekse dalam bahasa Yunani yang dipakai dalam Perjanjian Baru maka artinya yaitu menggemakan kembali secara lisan terus berlangsung di gereja mula-mula, dimana hal itu dipahami sebagai nasehat lisan untuk menjalani kehidupan yang bermoral (Thomas H. Groome, 2011: 38-39)

Apakah kita yang Kristen mengatakan “selamat tinggal kata ketekese atau ketekisasi dan kami beralih menggunakan istilah lain seperti ibadah Remaja dan pemuda, atau tetap mempertahankan kata katekese/katekisasi? Tentu bergantung pada kita. Ada gereja-gereja tertentu yang menggunakan kata “katekese atau katekisasi”, ada pula yang tidak menggunakan kata katekisasi namun memakai istilah lain yang maknanya sama.





Bagi kita yang berasal dari denominasi Gereja Calvinis dan Lutheran, katekese nampaknya sulit dilepaskan, bila dilepaskan maka terasa sedih di hati, bahkan mungkin tidak terima jika kata itu tidak dipakai lagi.
Kita kenal ada pelaksanaan pengajaran iman Kristen di gereja bagi mereka yang akan diterima menjadi anggota gereja, yaitu melalui katekisasi dan akhir dari katekisasi yang berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama, lalu diadakan sidi (peneguhan) bagi sejumlah pemuda-pemudi yang telah mengikuti katekisasi.

Ada sejumlah pengajaran iman Kristen yang diajarkan oleh pendeta atau pendeta yang dikhususkan dalam pengajaran untuk mengajarkan para pemuda tentang iman Kristen atau doktrin Kristen, kemudian setelah dievaluasi bahwa peserta katekisasi telah mampu dengan sejumlah pengaran tentang pokok-poko iman Kristen dan ditahbiskan atau tepatnya disidi menjadi warga gereja dengan status anggota gereja dari gereja Yesus Kristus.

Jadi, apakah kita meninggalkan katekese dan beralih ke Pendidikan AGama Kristen? Saya kira dua-duanya jalan. Yang satu berlangsung di Gereja, sedangkan Pendidikan Agama Kristen berlangsung di satuan pendidikan formal seperti SD, SMP, SMA/SMK, serta perguruan tinggi berbentuk: Universitas, Institut, dan Sekolah Tinggi. Dengan demikian saya kira tidak ada selamat tinggal katekisasi tetapi selamat menekuni katekisasi sampai imanmu kokoh di dalam Yesus Kristus.

Salam