Metode Blended Learning Dalam Pendidikan Agama Kristen

Metode Blended Learning Dalam Pendidikan Agama Kristen

Saya bersyukur karena pembahasan ini dapat menginspirasi orang-orang yang berkecimpung dalam studi Pendidikan Agama Kristen pada tataran S1, S2 dan S3 untuk meneliti pembelajaran dengan metode blended learning di satuan pendidikan seperti SD, SMP, SMA/SMK. Saya tahu bahwa ada guru PAK yang mengajar pada satuan pendidikan formal yang sedang mengikuti studi S1, S2 dan S3. Misalnya guru PAK yang mengajar di SD dapat meneliti Implementasi Metode Blended Learning Pendidikan Agama Kristen di SD ... dan seterusnya. Dalam hal ini disiplin ilmu Pendidikan Agama Kristen terbuka terhadap berbagai metode yang dapat dipakai untuk menyampaikan pelajaran Pendidikan Agama Kristen. Salah satu metode tersebut yakni "Metode Blended Learning". Metode Blended Learning memadukan pembelajaran secara tatap muka di kelas maupun pembelajaran mandiri secara off line, dan pembelajaran online.





1. Pembelajaran tatap muka di kelas.

Model pembelajaran ini sudah, telah dan akan menggunakan pembelajaran tatap muka di kelas (satau pendidikan) dan ruang kuliah (perguruan tinggi). Dalam pendidikan Kristen, seperti yang kita tahu. Pendidikan Agama Kristen di lakukan di ruang-ruang kelas dan ruang kuliah secara tatap muka.

2. Pembelajaran Mandiri secara off line

Pembelajaran ini dilakukan tanpa koneksi internet. Artinya peserta didik telah mendapatkan pelajaran Pendidikan Agama Kristen yang didownload lalu disimpan dalam laptop maupun flashdisk. Peserta dapat melakukan pembelajaran dengan melihat materi yang sudah didownoad

3. Pembelajaran Online

Pendidikan Agama Kristen juga dapat dilakukan secara online. Untuk pembelajaran ini, materi yang dipelajari telah dimuat dalam situs dan dapat diakses di mana saja. Dengan demikian peserta didik dapat mengatur waktu belajarnya. Saya memiliki sejumlah blog yang saya desain khusus untuk pembelajaran online. Saya membuat bahan ajar online untuk sejumlah mata kuliah yang saya ajar.
Para pendidik Kristen di satuan penddikan seperti di SD, SMP dan SMA/SMK dapat membuat blog dan memposting bahan ajarnya sehingga memudahkan peserta didik belajar secara online.

Bila Guru Agama Kristen melakukan apa yang saya anjurkan maka peserta didik akan belajar Pendidikan Agama Kristen di rumah maupun di tempat lain melalui beberapa gadget, yakni:
1. Laptop
2. Handphone Android
3. iPad
4. Desktop


Pembelajaran online dapat kita lakukan secara baik karena perkembangan teknologi internet. Sekarang saya semakin tertarik dengan memanfaatkan blogspot untuk membuat bahan ajar online. Ada template-template blogger yang kita dapat gunakan sehingga blog tampil secara profesional. Dengan penampilan blog seperti itu, peserta didik dapat tertarik mengikuti pembelajaran online.
Kita memanfaatkan blogspot untuk membuat bahan ajar. Kita tidak perlu biaya pemeliharaan karena semua dijamin oleh blogspot. Kita hanya menggunakan blogspot secara bertanggungjawab. Kita tidak boleh menggunakan blogspot untuk tujuan yang merugikan orang lain.
Bila kita membuat blog sebagai bahan ajar online maka kita harus mengingat komponen-komponen dalam membuat bahan ajar seperti:
Penentuan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator. Sedangkan dalam kurikulum berbasis KKNI, kita mendengar istilah Capaian pembelajaran Lulusan dan beberapa istilah lain. Bagi yang mengajar di SD, SMP, dan SMA akan menggunakan kurikulum 2013 revisi 2019 dan bagi guru Agama Kristen yang mengajar di SMK pasti menggunakan kurikulum berbasis KKNI. Paradigma dari dua kurikulum ini tentu berbeda tetapi saling melengkapi.Penggunaan kurikulum KKNI di SMK bertujuan agar peserta didik di SMK mempunyai kompetensi yang mendasar pada KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional)





Para peserta didik di SMK dipersiapkan untuk kerja maka mereka harus memiliki kemampuan atau kualifikasi standar. Dengan kualfikasi demikian maka mereka dapat diterima di tempat-tempat kerja seperti di restoral, dan tempat kerja lainnya yang membutuhkan lulusan SMK.
Pembelajaran online dengan menggunakan metode blended learning tetap menggunakan kurikulum yang ditentukan. Misalnya kurikulum K13 revisi 2019, kurikulum berbasis KKNI.
Dengan pembelajaran online metode blended learning, para peserta didik yang kerja sambil kuliah memperoleh kesempatan terbaik untuk melanjutkan studinya tanpa harus meninggalkan kerjanya. Jadi, bekerja sambil kuliah.

Salam
ttd
Dr. Yonas Muanley, M.Th.
Bila ada yang mengutip artiel ini untuk kepentingan karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) tolong cantumkan nama dan link dengan contoh sbb:

Yonas Muanley, Metode Blended Learning Dalam Pendidikan Agama Kristen. https://dinamikapendidikankristen.blogspot.com/2019/08/metode-blended-learning-dalam.html (Diakses, ..../... 2019)
Bila ingin diskusi, silakan telepon saya di: 081388662585

Sumber: Pixabay

Studi Teologi Kristen di Australia

Apakah Anda berminat untuk studi Teologi di Australia? Anda pasti memiliki kerinduan tersebut. Ya memang studi ke luar negeri sangat menyenangkan. Dalam hal ini mendapat peluang untuk studi di luar negeri. Salah satunya yaitu mengikuti pendidikan teologi di Universitas-niversitas yang memiliki program studi teologi di Autralia. Misalnya Anda dapat mengunjungi Sydney

Sambil anda kuliah di AUstraia, Anda dapat menikmati keindahan kota-kota besar di Australia. Bila Anda tinggal di Bali maka Anda dapat menggunakan penerbangan langsung dari Bali ke Australia. Bila Anda tinggal di NTT maka Anda dapat melakukan penerbangan dari bandar Eltari Kupang ke Austrlia. Bila Anda tinggal di Jakarta maka Anda dapat menggunakan bandara Internasional Soekarno Hatta ke Austrlia. Bila Anda di Surabaya maka Anda tentu menggunakan bandara di sana untuk penerbangan komersial ke Australia.






The University of Notre Dame Australia. Menurut beberapa informasi, Universitas ini kampusnya ada di beberapa kota yaitu Sydney, Perth dan Broome. Untuk mencari infomasi studi di universitas ini silakan dapatkan info di Universitas Terkenal di Australia

Sambil membaca Artikel Renungan Kristen

Seperti yang telah dijelaskan di atas maka dosa Adam dan Hawa mempunyai dampak negatif, baik oleh manusia maupun oleh lingkungan di mana manusia herada. Ini berarti penyakit fisik dan mental merupakan akibat dari dosa Adam. Bahkan bencana alampun adalah akibat dari dosa manusia pertama, kata Firman Tuhan tanah menjadi terkutuk karena dosa Adam (Kej 3:17). Juga sakit penyakitpun dipahami sebagai dampak dari dosa “asali. Penulis katakan demikian karena jika Adam dan Hawa tidak berbuat dosa maka penderitaan tidak bakal terjadi di dunia. Namun ada kasus khusus yang tidak dapat dihubungkan dengan dosa dan merupakan satu kekecualian.
Kasus khusus yang dimaksudkan di atas dapat dipahami dalam ayat-ayat ini: Ayub 1, 2; Yohanes 9:3; II Kor 12;7. Kasus ini akan diuraikan secara terpisah pada pembahasan berikut.





Dari uraian di atas tidak dimaksudkan untuk melepaskan tanggung jawab pribadi atas setiap pelanggaran dan akibatnya serta bersikap selalu mempersalahkan Adam tetapi yang perlu dipahami di sini bahwa dampak dosa itu begitu fatal bagi manusia. Memang di dalam Adam semua manusia dilahlrkan dalam keadaan berdosa dan akibat pelanggaran Adam sebagai leluhur manusia tetap dialami oleh setiap orang namun kesalahan pri¬badi adalah tanggung jawab pribadi juga, bukan tanggung jawab Adam.
Setiap orang baik itu orang non Kristen maupun orang Kristen secara keturunan alamiah dari Adam selalu merasakan dampak dari dosa asali. Dosa asali menurut Donald Guthrie ialah kecenderungan berbuat dosa sebagai wariaan turun temurun.
Dengan melihat uraian di atas dapatlah dipahami bahwa manusia (orang Kristen Injili) berada pada lingkungan yang terkutuk, tubuh yang gampang diserang saki$ penyakit, kematian bahkan sifatpun tercemar sehingga berbagai sikap negatif akan muncul dalam kehidupan manusia. Lingkungan yang terku¬tuk membuat manusia baik yang Kristen dan non Kristen hidup dalam lingkungan yang tidak sempurna dan ganas sejak dosa Adam.

Kehidupan manusia Dalam. lingkungan yang tercemar ini dapat mengalami berbagai peristiwa yang menyakitkan. Dan ini semuanya dipulangkan pada diri Adam sebab oleh Adam dosa masuk ke dunia.
Roma 5:19 berbunyi “... oleh ketidaktaatan. satu orang semua orang menjadi orang berdosa,” oleh karena dpsa Adam, se-mua orang lahir ke dalam dunia dengan peraagai yang rusak serta berada di bawah hukuman Allah (Roma 5:12; Efesus 2:13).”
Alkitab berbicara bahwa tindakan dan kecenderungan untuk berbuat dosa bersumber pada perangai yang rusak (Lukas 6: 43-45; Matius 12:34). Kematian, hukuman atas dosa Adam juga menimpa orang-orang yang tidak melakukaa dosa awal itu (Roma 5:12-14).
Pertanyaan yang muncul atas kehidupaa manusia yang memiliki sifat negatif yakni “bagaimana kita bisa bertanggung jawab atas perangai yang rusak yang tidak berasal dari diri kita sendiri dan bagaimana Allah dapat secara adil menuduh kita ikut melakukan dosa Adam?” Ada banyak teori ten tang dosa Adam yang dihitung kepada keturunanaya, dan teori yang dimaksud seperti; teori pelagianisme, Armiaianisme, penghitungan tidak langsung, realistis, federal dan personalitas. Masing-masing teori yang disebutkan di atas berusaha membahas dosa Adam yang berdampak negatif buat keturunannya namua penulis tidak membahasnya di sini. Cukup disebut kesimpulan dari teori itu, yakni semua manusia telah mewarisi sifat berdosa ( Ayub 14:4; 15:14; Maz 51:7; Roma 5:12; Efesus 2:3).

Sumber: Pixabay


Kristologi Edukatif Sebagai Dasar Dinamika Pendidikan Kristen

Malam ini saya menemukan sebuah istilah yang lahir dari pemikiran saya ketika menulis dinamika Pendidikan Agama Kristen di SD. Kristologi Edukatif atau Kristologi Didaktik. Kristologi Edukatif atau Kristologi Didaktif adalah studi teologis tentang kegiatan Yesus sebagai guru dan melakukan tugas-tugas pengajaran sebagaimana yang disampaikan dalam Injil Sinoptik (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes). Saya sedang merencanakan untuk menulis buku tentang Kristologi Edukatif. Dengan demikian, disini saya hanya perkenalkan kepada pembaca secara garis besar dari Kristologi Edukatif. garis besarnya sbb:

1. Pengertian Kristologi Edukatif secara filosofis dan biblika
2. Kristologi Edukatif Menurut Matius
3. Kristologi Edukatif Menurut Markus
4. Kristologi Edukatif Menurut Lukas
5. Kristologi Edukatif Menurut Yohanes
6. Kristologi Edukatif menurut Surat-Surat Paulus
7. dst

Penjabaran pokok-pokok berteologi dari point 1-6 murni dari pemikiran saya, tanpa saya kopi paste. Sementara istilah Kristologi adalah warisan, demikian juga sebutan Edukatif. Kata edukatif juga warisan. Saya tidak tahu siapa yang pertama kali menggunakan istilah Kristologi dan Edukatif. Namun penggabungan dua kata ini baru dilakukan oleh Yonas Muanley menjadi KRISTOLOGI EDUKATIF dan tujuh pokok bahasan atau 7 Capaian Pembelajaran mata kuliah Kristologi Edukatif, yang dibuat pada malam tanggal 14 Agustus 2019 sekitar pukul 02.00.
Selanjutnya menunggu buku khusus tentang topik ini dalam penulisan yang akan datang





Bagi mereka yang mengajar Pendidikan Agama Kristen mari kita berkristologi Edukatif dan berusaha menemukan semangat Kristologi Edukatif dalam pengajaran kita untuk mata kuliah yang kita ajarkan di Sekolah Tinggi Teologi, bagi guru-guru PAK, tentu mengajar di satuan Pendidikan seperti SD, SMP dan SMA/SMK. Kristologi Edukatif bersumber pada kesaksian Injil Sinoptik. Injil Sinoptik memberi kesaksian tentang pengajaran yang Yesus lakukan dan dicatat oleh para murid Yesus.

Kristologi Edukatif mungkin belum ada bukunya. Hal ini disebabkan karena istilah ini atau nama teologi ini baru saya dapatkan dari proses berpikir saya malam hari ini tanggal, 15 Agustus 2019 Pukul 02.00 subuh.

Saya tidak melanjutkan penjelasan Kristologi Edukatif di laman ini karena saya sedang berencana menulis buku tentang Kristologi Edukatif. Harap menanti buku tersebut.

Mohon tidak dikopi paste dan diterbitkan atau diposting di blog lain tanpa izin. Hargai pemikiran saya. Anda cara nama Kristologi ini tidak akan ketemu kecuali di blog dinamika pendidikan Kristen. Bila Anda terpaksa kopi paste, harap tulis link artikel ini. Bila Anda menulisnya sebagai sebuah topik penelitian mohon ide awalnya diambil dari blog ini. Artina Anda menyebutkan link blog ini di skripsi atau tesis dan disertasi yang kebetulan idenya diambil dari sini.

Saya Yonas Muanley, dosen ber-NIDN dan memiliki sertifikasi dosen serta memiliki sertifikat AAdari Universitas Negeri Solo. Pelatihan itu membuat saya mampu memilikirkan mata kuliah baru berdasarkan kompetensi. Beberapa diantaranya: Teologi Inspirasi. Teologi ini berbasis pada visi lembaga dimana saya bekerja sebagai dosen dan menjadi pimpinan STT tersebut. Selain itu, saya akan menulis sebuah Teologi Baru yakni Kristologi Edukatif. DUlu masih S1, saya menulis Kristologi Atas dan Bawah, dosen Kristologiku tidak mengajar Kristologi atas dan bawah tetapi saya menemukan dalam buku dan membahasnya dalam bentuk sebuah artikel di majalah kampus STTIA




Kritsologi Edukatif juga menjadi salah satu contoh untuk visi prodi Teologi di sekolah yang saya pimpin. Visi prodi Teologi yakni menjadi teolog yang handal ...". Saya kemudian meminta dosen untuk memberi contoh kemampuan berteologi itu. Saya sendiri membuat dua teologi yaitu (1) Teologi Inspirasi yang berbasis Visi Institusi dan Visi Prodi. (2) Kristologi Edukatif. Saya akan mencoba dan menerbitkan di Jurnal, kemudian dijadikan sebagai buku.

Salam

Yonas Muanley

Sumber:Pixabay

Dinamaika Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Dasar

Dinamika Pendidikan Kristen atau dapat pulan disebut dengan penambahan sebuah kata untuk membedakan yaitu agama, dengan demikian menjadi Dinamika PEndIdikan Agama Kristen. Lalu apa dinamika Pendidikan Kristen itu? Jawaban atas pertanyaan ini kita temukan dalam beberapa jawaban berikut ini.
Pertama, Pendidikan yang dilaksankan atas Intruksi Ilahi







Apa itu instruksi Ilahi? Instruksi ilahi adalah sabda-Nya kepada manusia sejak manusia pertama diciptakan dan perkembangan manusia selanjutnya.Dalam kitab Kejadian 1:28 ... Allah berfirman kepada mereka (manusia pertama, Adam dan Hawa). Allah berfirman kepada mereka atau Allah berbicara kepada manusia pertama. Disini Allah mengajar kepada manusia melalui logos-Nya atau firman-Nya, firman-Nya kepada manusia pertama sangat jelas yaitu mereka (Adam dan Hawa) mendapat instruksi TUHAN sebagai pengajar utama dan pertama bagi mereka dalam hal keturunan. Kemudian dalam Kejadian 2:16 TUHAN Allah memberi perintah kepada manusia tentang kebutuahan mereka yakni mereka harus memenuhi kebutuhan berdasarkan apa yang diizinkan TUHAN dan tidak boleh memanfaatkan apa yang dilarang oleh TUHAN. Selanjutnya dalam Kejadian 3:9, TUHAN Allah memberi pertanyaan kepada mereka karena manusia itu telah melakukan kesalahan, akhir dari proses itu, manusia diusir keluar dari Taman Eden. Narasi lengkapnya baca Kejadian 3:1-24.Pengajaran itu berlangsung sampai terbentuknya bangsa Israel dan dalam perkembangan selanjutnya, TUHAN Allah adalah pengajar utama terhadap umat manusia. Ia mengajar dalam dimensi roh,tidak dapat dilihat namun kuasa-Nya terasa dalam pengajaran dan fasilitas yang tersedia untuk pelaksanaan pendidikan.Artinya TUHAN Allah telah memperlengkapi dunia ini dengan fasilitas yang terbaik agar para guru dan peserta didik dapat melakukan belajar mengajar secara baik. Misalnya bila TUHAN mengmbil udara maka guru, para orangtua dan anak-anak tidak dapat melaksanakan pendidikan di sekolah maupundi rumah.

Berdasarkan penjelasan di atas,kita menyimpulkan bahwa dinamika Pendidikan Agama Kristen didasarkan pada TUAHN Allah dan firman-Nya. Itulah sebabnya ada dinamika dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen di satuan Pendidikan Sekolah Dasar dan satuan pendidikan selanjutnya. Para pendidik Kristen, baik profesional maupun pendidik biasa seperti para orangtua Kristen, melaksanakan pendidikan keagamaan terhadap anak-anaknya dengan keyakinan bahwa pendidikan agama adalah perintah TUHAN. Namun penegasan itu tidak bermaksud untukmenyatakan bahwa pendidikan umum tidak penting. Pendidikan umum penting karena dapat membantu proses Pendidikan Agama Kristen. Misalnya Pendidikan Bahasa Indonesia menolong keluarga Kristen untuk membaca Alkitab dan menyampaikan isi Alkitab dalam bentuk pengajaran kepada anak. Demikian pula matematika menolong kita untuk berhitung, mengetahui pasal dan ayat-ayat dalam Alkitab, perhitungan waktu dalam Alkitab. demikian seterusnya untuk mata pelajaran umum lainnya.

Kedua, Pendidikan yang dilaksanakan atas Perintah atau Amanat Agung TUHAN Yesus

TUHAN Allah yang mengajar kepada manusia secara roh atau tidak nampak, pada masa Perjanjian Baru TUHAN Allah itu menyatakan diri melalui Yesus Kristus. Sejumlah murid Yesus memiliki pengalaman langsung bagaimana Yesus TUHAN itu mengajar mereka dan selanjutnya TUHAN Yesus memberi mandat Agung kepada murid-murid untuk melaksanakan tugas mengajar umat untuk melakukan apa yang Yesus perintahkan kepada para murid dan umat yang percaya.
Saya menggunakan sebuah istilah yaitu Kristologi Edukatif. Selanjutnya istilah ini menjadi Teologi yang dikemukakan Yonas Muanley. Kristologi Edukatif adalah pelajaran tentang Yesus dari aspek pengajaran-Nya sebagaimana yang disaksikan dalam Perjanjian Baru. Injil Sinoptik banyak mendeskripsikan terhadap Kristologi Edukatif. Kristologi Edukatif menjadi dinamika Pendidikan Agama Kristen di satuan pendidikan seperti di SD dan pendidikan selanjutnya.
Kristologi Edukatif menurut Injil Matius yang kita dapat baca di dalam Matius 7:15-23. Dalam ayat-ayat ini Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya tentang pengajaran yang sesat. Mereka harus waspada terhadap nabi-nabi Palsu. Selanjutnya baca: Kristologi Edukatif.





Ketiga, Pendidikan Agama Kristen yang berbasis Pnemumasentris

Dinamaika Pendidikan Agama Kristen didasarkan pada karya Roh Kudus dalam diri para pendidik Kristen (orangtua, guru dan dosen)dalam proses pendidikan agama Kristen. Di dalam Karya Roh Kudus, Roh itu masuk dalam hati dan mengubah hati manusia dan membuat perubahan dalam kehidupan komunitas pendidikan Kristen. Guru dan dosen serta para peserta didik meyakinkan pimpinan Roh Kudus dalam dirinya untuk melakukan proses pendidikan. Guru tidak dapat masuk ke hati murid, demikian juga dosen dan para orangtua. Oknum yang dapat masuk dalam hati seseorang dan membuat perubahan hidup yakni Roh Kudus. Itulah sebabnya warga pembelajar wajib melaksanakan pendidikan Kristen dalam keyakinan pada karya Roh Kudus. Dalam hal ini, dinamika pendidikan Kristen hanya terjadi jika Roh Kudus berkarya dalam diri setiap orang. Karya Roh Kudus tidak dapat dipisahkan dari karya TUHAN (Bapa) dan Yesus Kristus.

Semoga bermanfaat.

Salam

Yonas Muanley

Sumber:Pixabay

Pengaruh Sepatu Impian Pendidik Terhadap Semangat Mengajar

Benarkan Sepatu Impian Pendidik Terhadap Semangat Mengajar? Silakan ikuti dalam artikel berikut ini.
Guru dan dosen adalah pendidik profesional. Guru melaksanakan tugas mendidik dan mengajar secara profesional di satuan pendidikan seperti Sekolah Dasar Negeri dan Sekolah Dasar Swasta, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri dan swasta.







Salah satu variabel yang meleket dalam diri guru dan dosen dalam melaksanakan tugas adalah memiliki sepatu yang diimpikan. Ada banyak merek sepatu dengan kualitas yang berbeda pula. Jadi, sepatu yang diimpikan guru dan dosen itu bermacam-macam, bergantung penghasilan guru dan dosen. Pendidik yang memiliki penghasilan yang relatif besar tentu merindukan sepatu yang mahal dan bermerek dunia. Pendidik demikian akan bersemangat dalam mengajar bila memiliki dan menggunakan sepatu impiannnya. Sebaliknya akan kurang bersemangat apabila mimpi tentang sepatu yang dirindukan tidak terwujud. Dengan demikian, sang guru dan dosen selalu berjuang untuk mendapatkan sepatu yang didambakan.

Sementara guru dan dosen yang lain mempunyai impian memiliki sepatu kesukaan yang disesuaikan dengan kondisi keuangan atau bekerja tambahan seperti bekerja secara online untuk mendapatkan penghasilan tambahan dalam mewujudkan kerinduannya memiliki sepatu impian. Sepatu impian tersebut dapat berupa sepatu kulit maupun yang bukan kulit tetapi memiliki kualitas sehingga dapat dipakai dalam beberapa jangka waktu. Misalnya dipakai dalam jangka waktu 5 Tahun atau lebih. Seorang teman saya sangat terkenal dengan merawat sepatu sehingga setiap sepatu yang dibeli pasti bertahan lama.

Sekarang sepatu-sepatu produk lokal mulai berjuang untuk memenuhi standar kualitas dunia. Kualitas demikian akan membuat sepatu tembus di pasar dunia. Artinya dijual di negara lain. Ada sepatu-sepatu produk anak Indonesia. Salah satu yang saya sukai dan pakai secara bertahun-tahun. Sepatu tersebut dibuat oleh mahasiswa. Sekarang sepatu tersebut masuk kategori sepatu dengan kualitas ekspor. Kita dapat menemukan sepatu itu di beberapa toko terkenal bahka di mall-mall terkenalpun sepatu ini dipajang disana. Dipajang untuk dijual. Harganya di atas 1 juta. Dulu saya beli dengan harga Rp 500.000,00Lima Ratus Ribu Rupiah.







Berdasarkan pembahasan di atas, sepatu yang kita pakai dapat mempengaruhi semangat mengajar tetapi juga mungkin tidak berpengaruh terhadap semangat mengajar. Hal ini bergantung pada pribadi kita masing-masing. Walaupun begitu, pasti ada unsur penambah semangat jika sepatu kita adalah sepatu yang diimpikan.

Sepatu yang didambakan guru Pendidikan Kristen seperti sepatu untuk mengajar, sepatu untuk ibadah, sepatu untuk rekreasi, sepatu untuk berolah raga, sepatu santai. Selain itu kebanyakan guru menghendaki sepatu kulit dan berkualitas. Ada sepatu sandal yang anti basah, namun tidak ada sepatu anti lapar. Artinya tidak ada hubungan sepatu dengan kebutuhan lapar. Tetapi juga ada hubungannya. Tinggal bagaimana orang berpikir.
Apalagi sepatu yang kita rindukan ada potongan harga. Saya kadang dapat potongan harga yang relatif besar dari 50 sampai 80 persen potongan harga. Sepatu yang saya cari adalah sepatu kulit, berkualitas dan harganya terjangkau. Ada produk Indonesia dan juga produk luar negeri. Kita bisa memilih belaja secara langsung atau melalui online. Apalagi beli sepatu yang satu ini, ada chic dibelakangnya.





Sepatu impian adalah sepatu yang dirindukan untuk dimilikinya pada suatu saat. Keinduan ini sering tersimpan lama baru diwujudkan. Ada pula yang relatif cepat diwujudkan. Artinya ada yang cepat mendapat sepatu impian dan menggunakannya, ada yang lain melalui doa bertahun-tahun, kemudian mendpat jawaban membeli sepatu yang diimpikan. Yang jelas setiap guru dan dosen punya sepatu yang disukai untuk aktivitas mengajar.

Salam

Yonas Muanley

Sumber:Pixabay
Belajar dari Yunus

Belajar dari Yunus

Panggilan Tuhan kepada nabi Yunus merupkan suatu panggilan. khusus yang ditetapkan oleh Allah yang memiliki keunikan tersendiri, dimana ada perbedaan panggilan Tuhan kepada nabi Yunus dengan panggilan Tuhan kepada nabi-nabi yang lain. Dikatakan unik oleh karena panggilan Tuhan yang pertama kepada nabi Yunus, nabi Yunus tidak meresponinya/mentaatinya. Bahkan dengan kehendak dan tindakannya sendiri ia lari dari panggilannya. Dari ketidaktaatan dalam panggilan Tuhan yang pertama akhirnya Tuhan menegur Yunus dengan ketentuan yitu datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus, dan didalam perut ikan itu nabi Yunus masih memiliki hidup meskipun Yunus dalam perut ikan tiga hari tiga malam lamanya.






Panggilan menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini adalah berhubungan dengan panggilan Allah, yaitu suatu tuntutan untuk dikenai sebagai orang kristen. Panggilan tersebut datangnya dari Allah melaiui kabar baik bagi keselamatan dan pengudusan serta iman untuk masuk kedalam kerajaan Allah bagi persekutuan dan pelayanan hidup. Dari pengertian yang dikemukakan diatas, kata “panggilan” berarti ajakan Allah terhadap semua orang percaya untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang berhubungan dengan tanggungjawab seseorang terhadap penatalayanan.
Vocation (bahasa inggris) yang berasal dari bahasa latin yaitu Vocatio/vocdtionem yang berarti “panggilan”
Dari pernyataan diatas panggilan mengandung hubungan antara, dua pihak yaitu yang memanggil dan yang dipanggil.perlu diketahui bahwa panggilan berbeda dengan perintah, sebab panggilan bersifat ajakan, sedangkan perintah lebih bersifat keharusan atau diwajibkan. Yang memanggil punya maksud tertentu bagi yang dipanggil. Bisa saja menarik, menguntungkan dan tidak segampang mungkin untuk menerima panggilan. Ada panggilan yang bersifat paksaan seperti panggilan untuk menghadap.

Panggilan Tuhan kepada nabi Yunus merupakan panggilan yang menguntungkan, dikatakan menguntungkan oleh karena ia disuruh pergi ke kota Ninewe untuk menyampaikan berita yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi Yunus kepada orang-orang yang ada di kota Ninewe. Panggilan ditujukan kepada orang-orang tertentu, yang lazim dikenal namanya, namun nabi Yunus secara langsung dipanggil oleh Tuhan dengan menyebut namanya (yun 1:2; 3:1). Demikian juga Musa dan Samuel langsung dengan menyebutkan nama mereka (kel 3:4; I Sam 3:4), jadi panggilan bukanlah pengumuman atau suatu hal yang dikhabarkan meialui orang kemudian disampaikan kepada orang yang dipanggil. Panggilan tidak ditujukan kepada sembarang orang atau kesemua orang. Bangunlah, pergilah, dan berserulah (Yunl:2; 3:2) ketiga kata ini sepertinya suatu perintah atau suruhan dibandingkan “Aku mengutus engkau” kalimat ini berbentuk penegasan (Kel 3:10).

Dari pemyataan diatas dapat dikatakan bahwa nabi Yunus tidak meresponi panggilan Tuhan yang pertama dan ia merasa kota Ninewe tidak perlu dipulihkan, sebab orang-orang Ninewe bukan umat pilhan Allah dan juga oleh karena bangsa Ninewe adalah bangsa yang kafir, penyembah berhala atau bangsa yang jahat di mata Tuhan, sehingga nabi Yunus berkeinginnan bahwa biarkan saja bangsa kafir itu dibinasakan atau ditunggangbalikkan.

Permintaan mendesak disini bisa dikatakan bahwa orang-orang Ninewe itu kejahatannya sudah sangat memuncak dimata Tuhan sehingga Tuhan mengutus nabinya untuk pergi menyampaikan berita Tuhan. Perilaku penduduk Ninewe sangat jahat sampai ke muka Tuhan. Berarti penduduk Ninewe menambah dosa-dosa, seakan-akan dosa-dosanya membukit sampai masuk ke depan tahta Allah. Maka sudah ada alasan yang cukup jelas untuk menghukum penduduk Ninewe tanpa diberitahukan sebelumnya. Oleh karena rahmat dari Tuhan, maka Allah memberikan kesempatan bagi Ninewe untuk bertobat melalui peringatan yang cukup tajam.

Dari pernyataan diatas bahwa rasul Paulus memberanikan diri dalam meyampaikan Injil kepada saudara-saudari yang masih hidup dalam kegelapan. Paulus ditetapkan oleh Tuhan dan mempunyai sikap yang benar-benar bertanggungjawab atas panggialn Tuhan. Paulus mempunyai suatu keyakinan bahwa dalam menyampaikan Injil bukan karena mengandalkan kebolehannya atau kehebatannya, namun didalam mengabarkan Injil benar-benar paulus mengandalkan Tuhan dan paulus selalu dipimpin oleh kuasa Tuhan. Panggialn itu bukan hanya sekedar memanggil atau menyebut orag kudus tetapi panggilan yang diketahui di sini yaitu panggilan untuk membawa orang-orang percaya menjadi kudus dihadapan Tuhan yang maha suci.





Sebagai hamba Tuhan yang terpanggil hendaklah hidup senantiasa kudus di hadapanNya dan selalu mengandalkannya. Nabi Yunus dipanggil untuk pergi menyampaikan berita kepada penduduk di kota Ninewe yang masih hidup dalam kejahatan dan dengan kuasa Tuhan Ninewe dipimpin melalui nabiNya untuk hidup didalam Tuhan. Jika seseorang yang dipanggil oleh Tuhan hendaklah juga bersikap sadar bahwa dipanggil untuk bertanggungjawab sebagai pemberita Injil/kabar baik. Jadi bukan saja hanya mendengar panggilan itu, kemudian mendiamkan diri, tetapi menerima panggialn ilahi itu dan mau bertanggungjawab dan akan dipimpin kepada kebenaran Tuhan. Hendaknya seorang pelayan sungguh-sungguh menyerahkan diri pada Tuhan dan rela memberi diri untuk melayani didalam pekerjaan Tuhan. Hal ini merupakan suatu sikap yang hendaknya diambil dan merupakan tujuan utama bagi kemuliaan Tuhan. Selain itu harus setia dan lebih mementingkan pelayanan kepada Tuhan diatas segala-galanya.

Nabi Yunus tidak bermaksud menyombongkan dan meninggikan dirinya sebagai seorang nabi/ penyambung lidah Allah melainkan Yunus meninggikan panggilan yang berasal dari Allah itu. Yunus hanya diberi kuasa untuk menjadi nabi Allah. Nabi Yunus dipanggil oleh Allah untuk melayani orang-orang Ninewe, dimana orang-orang Ninewe hidup dalam kejahatan penyembahan berhala. Oleh sebab itu Allah memerintah nabinya untuk menyampaikan berita pertobatan kepada Ninewe. Dengan membawa berita pertobatan bukan untuk kepentingan dirinya melainkan demi kemuliaan nama Tuhan dan demi keselamatan penduduk Ninewe.

“Memberitakan Injil berarti 'memberitakan kabar baik', terutama-mengenai kemenangan militer yaitu yang terdapat dalam I Sam 31:9. Selain itu juga memberitakan Injil dipakai untuk menceritakan berita kedatangan kerajaan Allah ditengah-tengah manusia, bahwa kuasa Allah susah dinyatakan di muka bumi (Yes 40:9; 60:6; 61:1) jadi “menginjili” dipakai juga untuk menceritakan peristiwa yang luar biasa, bukan berarti dipakai oleh orang untk menganggab dirinya hebat, tetapi dalam Rom 1: 1 bahwa “kabar baik” yang diberitakan adalah berita yang luar biasa dari Allah. Adapun pelaksanaan panggilan terjadi dengan pemasyuran Injil yang diberitakan oleh rasul Paulus kepada orang-orang Korintus (Mat 28: 19, 20).

Melalui pemberitaan Injil nama Allah diberitakan kepada dunia maka bagi siapa yang menerimanya dan percaya kepadanya maka akan di damaikan dengan Allah. Panggilan Allah seperti demikian telah terjadi dalam perjanjian lama dimana panggilan terbatas yaitu kepada beberapa orang saja misalnya Abraham, Isak, dan Yakub atau hanya pada Bangsa Israel. Menurut Rasul Paulus bahwa bagi bangsa lain biarlah Allah yang mengikuti jalannya masing-masing. Jadi hanya Yakublah dan Israellah yang firmannya, ketetapannya-ketetapan dan hukumannya disampaikan,sedangkan Allah tidak berbuat demikian maz. 147; 19-20.

Tindakan Allah terhadap niniwe Allah mengutus nabinya ketempat yang belum pernah mendengar kabar tentang Allah supaya dengan berita pertobatan yang disampaikan dapat berbalik dari perbuatan jahat dan datang pada Allah sebagai sumber keslamatan, dan melalui kemulian Tuhan boleh bangsa-bangsa lain ikut menikmati kemulian Tuhan sebingga firman Tuhan Allah dimasyurkan diseluruh muka bumi.
Dalam panggilan Tuhan Allah menarik orang-orang yang hidup dalam kegelapan agar mereka boleh pindah kepada terang Allah yang ajaib. Melalui pemberiiaan Injil orang-orang dapat menrima Tuhan sebagai Allah penyelamat sebagaimana yang dijelaskan oleh Harun Hadwijono bahwa, “hal itu disebabkan oleh Alkitab, Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya (Roma 1:16) demikian juga menurut alkitab, firman Allah adalah hidup kuat dan lebih tajam dari pedang bermata dua manapun (Ibr. 4:12) yang tidak akan kembali kepada allah dengan sia-sia, tetapi yang akan melaksanakan apa yang dikehendaki Allah (Yes 55:11).





Melalui nabi Yunus Allah membawa orang-orang Ninewe keluar dari dosa kecemaran supaya dipersatukan dengan Kristus. Ninewe diterima oleh Allah dalam Kristus, karena Ninewe juga menjadi milik Kristus dan karena Allah memandang semua bangsa sebagai orang-orang yang diselmatakan dan dikuduskan karena penebusanNya.
Dinamika Pendidikan Kristen Berbasis Kristologi From Below and  Kristologi From Above (Von Oben)

Dinamika Pendidikan Kristen Berbasis Kristologi From Below and Kristologi From Above (Von Oben)

Dinamika Pendidikan Agama Kristen pada hari ini memposting tema artikel Pendidikan: "Dinamika Pendidikan Kristen Berbasis Kristologi From Below and Kristologi From Above (Von Oben)." Tentu ada istilah gado-gado dalam artikel ini. Gado-gado yang saya maksudkan yakni ada kata-kata Inggris, Belanda dan Indonesia diblended menjadi sebuah judul artikel yang orientasinya yakni percakapan dalambentuk tulisan tentang Yesus Kristus dari sisi ilmu, atau dari sisi Kristologi. Bicara Kristologi berarti kita bercakap secara ilmu tentang Yesus Kristus. Kristologi itu sendiri terdiri dari dua kata yakni "Chistos" (bhs Yunani) dalam bahasa Indonesia Kristus, dan logos atau ilmu. Jadi, Kristologi adalah ilmu yang mempelajari tentang Yesus Kristus sebagaimana yang disaksikan dalam Alkitab. Saya mendefinisikan Kristologi dalam definisi seperti ini karena sumber berKristologi harus dari Alkitab. Dalam Alkitab Perjanjian Lama menyatakan nubuatan tentang Yesus Kristus sedangkan dalam Perjanjian Baru menceritakan tentang kisah para murid (orang yang dekat dengan Yesus) dan Paulus menceritakan pengalaman mereka tentang Yesus. Para murid memiliki pengalaman langsung dengan Yesus sementara Paulus memiliki pengalaman tidak langsung (secara jasmaniah) namun mengalami pengalaman perjumpaan dengan Yesus secara dimensi rohaniah dan pengalaman perjumpaan dengan Yesus itu membuat rasul Paulus mengalami perubahan hidup dan berbalik kepada pengakuan akan Yesus dan memberitakan Yesus sampai akhir hidupnya seluruhnya dibaktikan untuk Yesus Kristus.
Sekarang saya hendak memulai pembahasan tentang judulartikel ini.





1. Dinamika Pendidikan Kristen Berbasis Kristologi From Below

Kristologi from below atau Kristologi bawah adalah pendekatan tentang Yesus Kristus dari sisi kemanusiaan-Nya. Apa yang dilkaukan Yesus Kristus pada waktu ia hidup. Kisah Yesus seperti itu tentu berpangkal atau tepatnya harus bersumber pada apa yang disampaikan dalam Alkitab. Kehidupan Yesus Kristus seperti kelahiran-Nya, pekerjaan-Nya dan kematian serta kebangkitan-Nya harus berdasarkan cerita Alkitab. Bila narasi tentang kehidupan Yesus Kristus tidak terdapat di dalam Alkitab, khususnya Perjanjian Baru maka cerita itu tentu tidak valid karena tidak sesuai dengan kisah tentang Yesus yang disampaikan/ditulis oleh para murid Yesus sebagaimana yang gereja miliki sampai hari ini dan waktu-waktu yang akan datang. Apa yang saya maksudkan dengan pernyataan terakhir ini yakni gereja memiliki Alkitab sebagai norma atau kanon untuk mengukur setiap pengajaran tentang Yesus Kristus apa sesuai Alkitab atau tidak! Misalnya nubuatan tentang kelahiran Yesus. Perjanjian Lama memberi kesaksian tentang nubuatan kelahiran Yesus, kelahiran Yesus Kristus tentu disaksikan dalam Perjanjian Baru seperti Injil Matius dan Lukas, sementara dalam Injil Yohanes menyaksikan tentang Logos yang menjadi manusia. Kemudian pekerjaan Yesus Kristus disaksikan dalam seluruh Perjanjian Baru. Juga tentang kematian dan kebangkitan serta kenaikan ke surga dan kedatangan-Nya kembali.

Dinamika Pendidikan Kristen yang berbasis Kristologi bawah adalah Pendidikan Kristen yang memperhatikan unsur kemanusiaan Yesus dalam kehidupan para peserta didik, pendidik dan fasilitas-fasilitas yang mesti dipakai dalam Pendidikan Agama Kristen. Dalam Perjanjian Baru Yesus Kristus melakukan pengajaran dengan setting tempat yang berbeda-beda. Kadang Yesus mengajar di Bait Allah, di Bukit, di Pantai dll. Yesus menggunakan metode mengajar secara baik sehingga pendengar mengerti apa yang disampaikan Yesus.

Pendidikan Agama Kristen yang berbasis Kristologi bawah atau Kristologi Below adalah pendidikan Kristen yang dilakukan di tempat-tempat tertentu baik secara formal maupun non formal. Bisa saja dalam kondisi-kondisi tertentu, terbatas tempat untuk melaksanakan Pendidikan Agama Kristen secara formal. Misalnya di ruang lap komputer dll. Kondisi demikian tidak mesti mengurangi semangat didaktik PAK yang berbasis pada Kristologi bawah. Apa yang Yesus lakukan atau alami dengan proses mengajar murid-murid-Nya. Bukankah tidak ada tempat yang sangat memadai ketika itu untuk dipakai Yesus dalam melaksanakan pengajaran? Silakan baca Perjanjian Baru,khususnya dalam Injil Matius dan Lukas. Ya memang secara psikologi proses Pendidikan Agama Kristen yang dilaksanakan di ruang kelas berbeda dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan di tempat-tempat tertentu seperti di ruang lap komputer. Secara psikologis ada dampaknya bagi peserta didik. Namun Pendidik dan peserta didik yang punya pengalaman demikian mesti menguatkan hati dan iman dengan selalu memperhatikan apa yang dilakukan Yesus Kristus dalam hal proses mengajar bersama murid-murid-Nya.

2. Dinamika Pendidikan Kristen Berbasis Kristologi From Above (Von Oben) atau Kristologi Atas

Pendidikan Agama Kristen yang dilaksanakan dalam pendekatan Keilahian Yesus atau Kristologi atas, hendak mensemangatkan diri bahwa ada kuasa dalam nama "Yesus". Mengapa ada kuasa karena Yesus adalah TUHAN. Ini bukan ajaran guru PAK tetapi ajaran Alkitab. Alkitab yang mengajarkan bahwa Yesus adalah TUHAN. Alkitab yang saya maksudkan disini yakni Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dengan demikian, keilahian Yesus Kristus ada dalam Perjanjian Lama dan juga Perjanjian Baru.Para murid Yesus mengakui bahwa Yesus itu TUHAN. Pengakuan bahwa Yesus itu TUHAN bukan ciptaan murid-murid tetapi memang Yesus adalah TUHAN. Karena Yesus adalah TUHAN maka ketika Yesus mati kemudian dalam waktu 3 hari Ia bangkit dari kuburan. Peristiwa itu disaksikan dalam Perjanjian Baru.





Pendidikan Agama Kristen yang berbasis keilahian Yesus Kristus adalah pendidikan Agama Kristen yang dilaksanakan dalam kawalan kelilahian Yesus Kristus. Guru Pendidikan AGama Kristen dan Peserta didik mesti yakin bahwa dalam nama "Yesus" terjadi perubahan. Para murid mengusir setan dalam nama Yesus, gereja dalam perkembangannya memakai nama Yesus untuk mengusir setan. Nama itu berkuasa. Oleh karena itu nama Yesus hanya dapat disebut oleh orang yang dipimpin oleh Roh Kudus.Hanya orang yang dipimpin oleh Roh Kuduslah yang akan menyebut Yesus itu TUHAN. Bila Roh Kudus tidak ada dalam diri seseorang maka ia tidak akan menyebut dan mengakui Yesus itu TUHAN. JAdi, tidak semua orang dapat menyebut Yesus itu TUHAN selain Roh Kudus yang berkarya dalam diri kita. Kadang orang tidak suka dengan sebutan Yesus TUHAN. Ingat hanya orang yang didalam dirinya dipimpin Roh Kudus maka mereka akan menyatakan bahwa Yesus itu TUHAN.Bahkan ada salah satu tokoh yang menyebut saya percaya YESUS ITU TUHAN.

Tetaplah bersemnagta dalam pelaksanaan pendidikan AGama Kristen yang berporos pada Kristologi Atas. Artinya tidak perlu merasa takut dan malu mengaku Yesus itu TUHAN. Itu isi iman kita. Tentu kita tidak memaksakan orang lain untuk mengikuti iman kita tetapi kita harus tetap setia pada pengakuan bahwa Yesus itu TUHAN. Peserta didik yang mengikuti Pendidikan AGama Kristen juga mesti diajarkan tentang kealihian Yesus Kristus.

Artikel Untuk Jurnal Pendidikan Kristen

Artikel Untuk Jurnal Pendidikan Kristen

Dinamika Pendidikan Agama Kristen berbagi informasi untuk artikel jurnal.
Bila Anda seorang pendidik di Sekolah Tinggi Teologi, Anda dapat melakukan sebuah tulisan ilmiah untuk diterbitkan di Luhteran Eduacation Journal. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seorang penulis yang hendak menerbitkan artikelnya di jurnal di salah satu Universitas Kristen di AMerika Serikat. Universitas ini dikelola dalam suasana tradisi iman Lutheran. Anda pasti tahu reformator gereja yaitu Marthin Luther. Ia melakukan reformasi gereja, mereka yang menganut gerakan reformasi Luther disebut Lutheran. Namun tidak berarti bahwa orang yang senang dengan teologi Luther tidak dapat disebut Lutheran. Hanya saja gerejanya bukan gereja Lutheran. Saya katakan begitu karena pengaruh reformasi Marthin Luther itu tersebar ke seluruh dunia. Dengan begitu semua orang Kristen pasti menerima reformasi Luther.

Sekaran saya masuk pada inti artikel ini yakni penulisan Artikel yang hendak diterbitkan di Journal Internasional. Coba bayangkan, jika temahn-teman menulis artikel dan dikirim ke bagian jurnal dari Lutheran Eduacation Journal dan hasilnya diterima maka kredit poinnya besar. Silakan kunjungi Lutheran Educational Journal

Ada 7 syarat yang harus kita perhatikan pada saat kita menulis artikel dan mengirim kepada mereka. 7 Syarat itu sudah standar dan kita harus memenuhinya. Saya sedang mempertimbnagkan untuk menulis dan mengirim artikel ke Lutheran Educational Journal. Saya berharap bahwa artikel saya dapat diterimanya dan diterbitkan di journal mereka.





Angka kredit poin untuk artikel yang diterbitkan di Journal internasional, silakan memperhatikan ketentuan yang ada. Di internet banyak informasi tentang perhitungan kredit poin termasuk angka kredit untuk artikel di journal internasional.Sekarang bagi dosen yang bergelar Doktor dan memiliki angka kredit III-B (Asisten Ahli) dapat mengajukan loncat jabatan ke III-C atau ke III-D, mungkin bisa juga ke IV-A. Ya khususnya untuk dosen-dosen di Sekolah Tinggi Teologi, banyak yang memiliki golongan fungsional dosen yaitu III-B. Saya pun terlambat mengurus. Saya menyeesaikan S3 tahun 2012, bila saya ajukan pada waktu itu maka saya pasti memiliki golongan atau jabatan fungsional dosen III-C. Namun karena tidak sempat mengurus maka saya masih memiliki III-B. Saya sedang mengurus ke Departemen Agama, yakni di Dirjen Bimas Kristen, dan sedang menunggu sistem. Bila sudah selesai maka saya dapat mengajukan lompatan Jabatan ke III-D.

Silakan teman-teman coba

Salam
Dinamika Pendidikan Agama Kristen Berporos Pada Allah Bapa

Dinamika Pendidikan Agama Kristen Berporos Pada Allah Bapa

Mengapa artikel ini diberi judul Dinamika Pendidikan Agama Kristen berporos pada Allah Bapa. Jawabannya akan dikemas dalam penjelasan tentang artikel ini. Saya sadar bahwa istilah Allah Bapa mendapat reaksi yang beragam. Ada yang dengan keyakinan iman Kristen menerimanya dengan senang hati, ada pula yang dipengaruhi oleh konteks kemajemukan lalu rasa takut menyebutkan Allah Bapa. Ya epistmologi kita tentang ajaran Kristen tidak dapat dilepaskan dari pergumulan pemikir-pemikir Kristen terdahulu, khususnya berpikir secara teologis terhadap kesaksian Alkitab.
Dalam kitab Kejadian, penulis kitab ini memperkenalkan atau menyaksikan TUHAN Allah sebagai pencipta. TUHAN Allah adalah kreator ex nihilo. Menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Dalam teks-teks yang terdapat dalam Alkitab menyuarakan kesaksian yang sama bahwa TUHAN Allah adalah pencipta, termasuk manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan-Nya.
Lalu dimana dinamika Pendidikan Agama Kristen yang berporos pada Allah Bapa. saya kemukakan beberapa jawaban.






Pertama, dinamikanya terletak pada penciptaan. Pendidikan yang dimulai dengan penciptaan akan membuat pendidikan yang sadar diri. Pendidikan yang sadar diri menciptakan pendidikan yang harmonis fertikal dan horisontal. Pendidikan seharusnya bertumpu pada penciptaan. Penciptaan itu merupakan hasil logi. Pendidik dan peserta didik serta lingungan pembelajaran adalah hasil logi sang pencipta yaitu TUHAN Allah. Itulah sebabnya saya mendasari dinamika Pendidikan AGama Kristen pada akibat logi yang utama dan pertama yaitu penciptaan. Penciptaan itu memberi hasil, hasil itu dilihat dari bagian ciptaan.

Kedua, dinamika keharmonisan.Dlam terminologi pengajaran Kristen, Allah disapa sebagai Bapa. Dalam doa ada yang disebut Doa Bapa Kami. Dalam doa itu Allah disapa sebagai Bapa. Ungkapan Allah sebagai Bapa menunjukkan relasi keharmonisan antara yang menyapa dengan yang disapa. Bila Allah dipanggil dalam doa sebagai Bapa maka ada hubungan yang harmonis antara umat dengan Tuhan-Nya. Relasi keharmonisan itu menjadi dinamika Pendidikan Agama Kristen. Pendidikan Agama Kristen tidak dilaksanakan diluar keyakinan Allah sebagai Bapa tetapi justru pelaksanaan Pendidikan AGama Kristen di dasarkan pada seruan TUHAN Allah sebagai Bapa.

Ketiga, dinamika kedekatan atau penyertaan tanpa batas waktu. Pendidikan Agama Kristen yang bertumpu pada keyakinan Allah sebagai Bapa menegaskan bahwa pendidikan tersbut mempersiapkan peserta didik untuk menyadari dan menerapkan penyertaan Bapa yang kekal. Penyertaan Bapa jasmani, penyertaan guru dan siapapun yang melaksanakan pendidikan, tentu terbatas waktu dan ruang. Namun tidak demikian Pendidikan yang menyadarkan peserta didik akan Allah sebagai Bapa. Mereka dapat berseru kepada TUHAN sebagai Bapa kapan saja dan dimana saja.



Pendidikan Agama Kristen di STAKN dan Sekolah Tinggi Teologi

Dinamika Pendidikan Agama Kristen atau dalam tema blog ini saya beri judul Pendidikan yang spesifik yaitu Pendidikan Kristen. Oleh karena itu, dalam artikel ini penulis mendeskripsikan tentang STAKN. STAKN adalah singatan dari Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri. Di Indonesia ada beberapa STAKN seperti:


1. Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Tarutung, kini telah berubah menjadi Institus Agama Kristen Negeri
2. Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Ambon, kini telah berubah menjadi Institut Agama Kristen Negeri Ambon
3. Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Palangka Raya
4. Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Toraja (STAKN Toraja)
5. Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Kupang (STAKN Kupang)
6. Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Manado (STAKN Manado)
7. Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Sentani Papua
8. Seolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa
9. Seolah Tinggi Agama Kristen Lentera Bangsa Manado (STAK Kristen Lentera Bangsa Manado)
10. Seolah Tinggi Agama Kristen Samarinda (STAK Samarinda)
11. Seolah Tinggi Agama Kristen Wiyata Wacana Pati (STAK Wiyata Wacana Pati)
12. Seolah Tinggi Agama Kristen Marturia Yogyakarta
13. Seolah Tinggi Agama Kristen Pais Talaud Sulawesi Utara
14. STAKN adalah singatan dari Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri. Di Indonesia ada beberapa STAKN seperti:
15. Seolah Tinggi Agama Kristen Teruna Bhakti
16. Sekolah Tinggi Agama Kristen Arastamar Grimenawa Jayapura Papua (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
17. STAK Anak Bangsa





Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Tinggi Teologi

Sekolah Tinggi Teologi Kristen adalah salah satu bentuk perguruan tinggi di Indonesia. Keberadaan STT di Indonesia telah diakui oleh Negara melalui Izin penyelenggaraan oleh Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Kristen dan Badan Akreditasi Nasional. Artinya setiap penyelenggaraan Sekolah Tinggi Teologi harus mendapat izin penyelenggaraan dari Dirjen Bimas Kristen RI kemudian berdasarkan izin penyelenggaraan tersebut, pengurus STT melanjutkan proses akreditasi di Badan Akreditasi Nasional untuk Perguruan Tinggi. Sekarang setiap STT hanya boleh mnyelenggarakan ujian Skripsi, Tesis, Disertasi dan Wisuda apabila STT telah mendapat Akreditasi oleh BAN PT.
Dengan izin dan akreditasi BAN PT maka tamatan STT dapat bersaing dalam mendapatkan pekerjaan misalnya menjadi pegawai negeri seperti di kantor pemerintah dan mengikuti tes menjadi Polisi dan Tentara. Tentu untuk mereka yang tamat STT dan hendak masuk ke Polisi dan Tentara akan mengikuti prosedur yang berlaku dalam kedua institusi ini. Yang hendak saya sampaikan disini yakni ijazah yang didapatkan dari studi di STT yang terakreditasi BAN PT minimal B, dapat mengikuti tes menjadi pegawai negeri seperti yang saya sebutkan sebelumnya.
Sekarang saya berlanjut ke Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Tinggi Teologi yang terakreditas BAN PT (Perguruan Tinggi), yakni:

1. STT Filsafat Jakarta (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
2. STT Bethel Petamburan (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
3. STT IKSM Santosa Asih (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
4. Sekolah Tinggi Moriah Tangerang (Menyelenggarakan Program Studi PAK)
5. Sekolah Tinggi Teologi (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
6. STT Pelita Dunia Banten (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
7. STT Pokok ANggur (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
8. STT Huperetes Batam (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
9. STT Cipanas (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
10. STT Sumatera Medan (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
11. STT Arastamar Nias Selatan(Prodi Pendidikan Agama Kristen)
12. Institut Kristen Borneo (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
13. Sekolah Tinggi Teologi Jaffray Jakarta (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
14. Sekolah Tinggi Teologi Jaffray Ujung Pandang (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
15. Sekolah Tinggi Pentakosta Moat (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
16. STT Banua Niha Keriso Protestan Sundermann Nias (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
17. STT Syalom Nias (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
18. Sekolah Tinggi Teologi Bethani Surabaya (Program Studi PAK)
19. STT Krisba (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
20. STT Anugerah Sinagoge Sumatera Utara (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
21. Sekolah Tinggi Teologi Kingdom Bali (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
22. STT Tabernakel Kemuliaan-Nya (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
23. Sekolah Tinggi Real Batam (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
24. STT SoE Propensi Nusa Tenggara Timur (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
25. Sekolah Tinggi Teologi Renatus Pematang Siantar (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
26. STT Baptis Indonesia (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
27. STT Oikumene Injili Sidikalang
28. STT Krisba Batam (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
29. STT Baptis Medan (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
30. STT STar Luwuk Banggai (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
31. STT Kanaan Nusantara Unggaran (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
32. STT Ekklesia Pontianak (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
33. STT Marturia Tanjung Balai (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
34. Sekolah Tinggi Teologi Diakonos (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
34. STT Imanuel (SETITEL) Teluk Dalam Kabupaten Nias Selatan
35. STT Bethany Surabaya (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
35. STT Pontianak (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
36. STT Gereja Protestan (GPI) Papua (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
37. STT Apolos Manado (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
38. STT Permata Bangsa Barito (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
39. STT Kibaid Makale (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
40. STT Arastamar Merauke Papua (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
41. STT Bandung (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
42. STT Pelita Bangsa (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
43. STT Kadesi Bogor (Prodi Pendidikan Agama Kristen)
44. STT Simpson Ungaran (Prodi Pendidikan Agama Kristen)

Bila ada kesalahan informasi, tolong hubungi saya di Kontak saya, melalui wa: 081388662585 atau email yonasmuanley@gmail.com

Salam

Yonas Muanley
Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Tinggi teologi (STT)

Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Tinggi teologi (STT)

Dinamika Pendidikan Agama Kristen atau Pendidikan Kristen berusaha membahas judul artikel Pendidikan Agama Kristen di STT. Sekolah Tinggi Teologi atau disingkat STT merupakan salah satu perguruan tinggi berbentuk sekolah tinggi keagamaan dalam Agama Kristen. Di sekolah Tinggi Teologi yang tersebar di seluruh Indonesia menyelenggarakan program Studi Teologi Kependetaan dan Pendidikan Agama Kristen, Misiologi, Kepemimpinan dan beberapa program studi lainnya.

Dalam kurikulum yang berlaku di STT, pendidikan agama Kristen diberi kepada mahasiswa teologi dan pendidikan agama Kristen. Tentu dengan porsi dan kedalaman serta keluasan yang berbeda-beda. Di Program Studi Teologi, Pendidikan Agama Kristen diberi dalam bentuk mata kuliah Pengantar Pendidikan Agama Kristen yang menolong mahasiswa teologi untuk menerapkan ilmu mengajar dalam pelayanan gereja. Tugas yang akan filakukan para mahasiswa program studi Teologi setelah tamat dari STT dan melayani di gereja sebagai seorang pendeta maka ia harus melaksanakan pendidikan katekisasi bagi anggota gereja yang hendak dikatekisasi dan disidi untuk menjadi anggota gereja penuh.
Dengan mengikuti mata kuliah pendidikan agama Kristen maka para mahasiswa program studi teologi belajar dan memiliki pengetahuan dasar untuk mengajar warga gereja setelah mereka menyelesaikan pendidikan sarjana maupun magister serta program doktor di Sekolah Tinggi Teologi.
Sedangkan mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Kristen akan mempelajari mata kuliah Pendidikan Agama Kristen dalam porsi yang lebih banyak karea program studi sebagai seorang calon pendidik di sekolah formal seperti:
1. SD (Menjadi guru)
2. SMP (menjadi guru)
3. SMA/SMK (menjadi guru)
4. Universitas (menjadi dosen)
5. Sekolah Tinggi (menjadi dosen)
Para mahasiswa program Studi Pendidikan Agama Kristen akan mempelajari materi Pendidikan Agama Kristen dalam sejumlah mata kuliah seperti:
1. Pendidikan Agama Kristen Anak
2. Pendidikan AGama Kristen Remaja
3. Pendidikan Agama Kristen Pemuda
4. Pendidikan Agama Kristen untuk Orang Dewasa
5. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen
6. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, seperti menggunakan metode pembelajaran "blended learning" dalam mengajar PAK
7. Psikologi Pendidikan Agama Kristen
8. Teknologi dan Media Pendidikan Agama Kristen
9. Sumber-sumber Belajar Pendidikan Agama Kristen
10. PAK Dalam Masyarakat Multikultural
11. dll
Jadi, Pendidikan Agama Kristen di Sekolah Tinggi Teologi adalah pendidikan yang mempersiapkan tenaga pendidik untuk menjadi pendidik di satuan pendidikan formal dan non formal serta menjadi pendidik di Perguruan Tinggi. Sekolah Tinggi Teologi yang saya maksudkan disini yakni sekolah Tinggi Teologi yang telah mendapat Akreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional atau BAN PT. Sekolah Tinggi Teologi yang dimaksud seperti:
1. Sekolah Tinggi Teologi yang berada di Tanah papua
2. Sekolah Tinggi Teologi yang ada di Ambon
2.1. Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon
2.2.
3. Sekolah Tinggi Teologi yang ada di Sulawesi Utara
4. Sekolah Tinggi Teologi yang ada di Sulawesi Selatan
5. Sekolah Tinggi Teologi yang berada di Kalimantan Timur
4. Sekolah Tinggi Teologi yang berada di Kalimantan Barat
5. Sekolah Tinggi Teologi yang berada di Sintang
6. Sekolah Tinggi Teologi di Batamm
7. Sekolah Tinggi Teologi yang ada di Sumatera Utara
7.1. STT Abdi Sabda Medan
8. Sekolah Tinggi Teologi yang ada di Nias
8.1. STT Injili Arastamatar Nias
9. Sekolah Tinggi Teologi yang ada di Bengkulu
11. Sekolah Tinggi Teologi yang ada di Jakarta dan sekitarnya
12. Sekolah Tinggi Teologi yang ada di Jawa Barat
13. Sekolah Tinggi Teologi yang ada di Jawa Tengah
14. Sekolah Tinggi Teologi yang ada di Jawa Timur
15. Sekolah Tinggi Teologi yang ada di Bali
16. Sekolah Tinggi Teologi yang ada di Lombok
17. Sekolah Tinggi Teologi yang ada di Sumba Timur
18. Sekolah Tinggi Teologi yang ada di Kupang NTT
19. Sekolah Tinggi Teologi yang ada di SoE NTT
20. Sekolah Tinggi Teologi yang ada di Toraja: STT Rantepao dan STAKN Toraja

Salam
Yonas Muanley
Belajar dari Yunus

Belajar dari Yunus

Panggilan Tuhan kepada nabi Yunus merupkan suatu panggilan. khusus yang ditetapkan oleh Allah yang memiliki keunikan tersendiri, dimana ada perbedaan panggilan Tuhan kepada nabi Yunus dengan panggilan Tuhan kepada nabi-nabi yang lain. Dikatakan unik oleh karena panggilan Tuhan yang pertama kepada nabi Yunus, nabi Yunus tidak meresponinya/mentaatinya. Bahkan dengan kehendak dan tindakannya sendiri ia lari dari panggilannya. Dari ketidaktaatan dalam panggilan Tuhan yang pertama akhirnya Tuhan menegur Yunus dengan ketentuan yitu datanglah seekor ikan besar yang menelan Yunus, dan didalam perut ikan itu nabi Yunus masih memiliki hidup meskipun Yunus dalam perut ikan tiga hari tiga malam lamanya.

Panggilan menurut Ensiklopedi Alkitab Masa Kini adalah berhubungan dengan panggilan Allah, yaitu suatu tuntutan untuk dikenai sebagai orang kristen. Panggilan tersebut datangnya dari Allah melaiui kabar baik bagi keselamatan dan pengudusan serta iman untuk masuk kedalam kerajaan Allah bagi persekutuan dan pelayanan hidup. Dari pengertian yang dikemukakan diatas, kata “panggilan” berarti ajakan Allah terhadap semua orang percaya untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang berhubungan dengan tanggungjawab seseorang terhadap penatalayanan.
Dari pernyataan diatas panggilan mengandung hubungan antara, dua pihak yaitu yang memanggil dan yang dipanggil.perlu diketahui bahwa panggilan berbeda dengan perintah, sebab panggilan bersifat ajakan, sedangkan perintah lebih bersifat keharusan atau diwajibkan. Yang memanggil punya maksud tertentu bagi yang dipanggil. Bisa saja menarik, menguntungkan dan tidak segampang mungkin untuk menerima panggilan. Ada panggilan yang bersifat paksaan seperti panggilan untuk menghadap.

Panggilan Tuhan kepada nabi Yunus merupakan panggilan yang menguntungkan, dikatakan menguntungkan oleh karena ia disuruh pergi ke kota Ninewe untuk menyampaikan berita yang disampaikan oleh Tuhan melalui nabi Yunus kepada orang-orang yang ada di kota Ninewe. Panggilan ditujukan kepada orang-orang tertentu, yang lazim dikenal namanya, namun nabi Yunus secara langsung dipanggil oleh Tuhan dengan menyebut namanya (yun 1:2; 3:1). Demikian juga Musa dan Samuel langsung dengan menyebutkan nama mereka (kel 3:4; I Sam 3:4), jadi panggilan bukanlah pengumuman atau suatu hal yang dikhabarkan meialui orang kemudian disampaikan kepada orang yang dipanggil. Panggilan tidak ditujukan kepada sembarang orang atau kesemua orang. Bangunlah, pergilah, dan berserulah (Yunl:2; 3:2) ketiga kata ini sepertinya suatu perintah atau suruhan dibandingkan “Aku mengutus engkau” kalimat ini berbentuk penegasan (Kel 3:10).
Nabi Yunus tidak meresponi panggilan Tuhan yang pertama dan ia merasa kota Ninewe tidak perlu dipulihkan, sebab orang-orang Ninewe bukan umat pilhan Allah dan juga oleh karena bangsa Ninewe adalah bangsa yang kafir, penyembah berhala atau bangsa yang jahat di mata Tuhan, sehingga nabi Yunus berkeinginnan bahwa biarkan saja bangsa kafir itu dibinasakan atau ditunggangbalikkan.
Permintaan mendesak disini bisa dikatakan bahwa orang-orang Ninewe itu kejahatannya sudah sangat memuncak dimata Tuhan sehingga Tuhan mengutus nabinya untuk pergi menyampaikan berita Tuhan. Perilaku penduduk Ninewe sangat jahat sampai ke muka Tuhan. Berarti penduduk Ninewe menambah dosa-dosa, seakan-akan dosa-dosanya membukit sampai masuk ke depan tahta Allah. Maka sudah ada alasan yang cukup jelas untuk menghukum penduduk Ninewe tanpa diberitahukan sebelumnya. Oleh karena rahmat dari Tuhan, maka Allah memberikan kesempatan bagi Ninewe untuk bertobat melalui peringatan yang cukup tajam.

Setiap orang yang mendapat kesempatan yang sama dalam panggilan Tuhan, tetapi reaksi dan tanggapannya belum tentu sama. Oleh sebab itu panggilan sebagai pelayan Allah dapat dilihat dari dua unsur panggilan yaitu: Aktifitas Allah yang memanggil dan ketidaksediaan iman bagi seseorang untuk meresponi atau menjawab panggilan Tuhan. Setiap orang yang merasa terpanggil harus merasa benar-benar siap menerima panggilan Tuhan dan meresponi bukan dengan kehendak hatinya akan tetapi dengan kehendak Allah. Nabi Yunus dalam panggilannya ia tidak menaatinya. Namun dengan tindakannya sendiri pergi ketempat yang sebenarnya tidak diperintahkan oleh Tuhan atau pergi kearah yang berlawanan. Sangat jelas bahwa nabi Yunus tidak mau pergi ketempat yang Tuhan perintahkan, namun Yunus sudah mngetahui kejahatan yang dilakukan oleh penduduk Ninewe yang didalamnya, banyak jiwa. Panggilan Tuhan kepada rasul Paulus ia menyangkal dirinya dan meniggalkan kehidupan yang lama dan mengikut Tuhan. Saat ia mengalami pertobatan Paulus lebih mengutamakan akan panggilannya jika dibandingkan dengan kepentingan pribadinya. Ini merupakan suatu sikap utama bagi pribadinya saat mengambil suatu keputusan didalam melayani Tuhan.
Dari pernyataan diatas bahwa rasul Paulus memberanikan diri dalam meyampaikan Injil kepada saudara-saudari yang masih hidup dalam kegelapan. Paulus ditetapkan oleh Tuhan dan mempunyai sikap yang benar-benar bertanggungjawab atas panggialn Tuhan. Paulus mempunyai suatu keyakinan bahwa dalam menyampaikan Injil bukan karena mengandalkan kebolehannya atau kehebatannya, namun didalam mengabarkan Injil benar-benar paulus mengandalkan Tuhan dan paulus selalu dipimpin oleh kuasa Tuhan. Panggialn itu bukan hanya sekedar memanggil atau menyebut orag kudus tetapi panggilan yang diketahui di sini yaitu panggilan untuk membawa orang-orang percaya menjadi kudus dihadapan Tuhan yang maha suci.
Sebagai hamba Tuhan yang terpanggil hendaklah hidup senantiasa kudus di hadapanNya dan selalu mengandalkannya. Nabi Yunus dipanggil untuk pergi menyampaikan berita kepada penduduk di kota Ninewe yang masih hidup dalam kejahatan dan dengan kuasa Tuhan Ninewe dipimpin melalui nabiNya untuk hidup didalam Tuhan. Jika seseorang yang dipanggil oleh Tuhan hendaklah juga bersikap sadar bahwa dipanggil untuk bertanggungjawab sebagai pemberita Injil/kabar baik. Jadi bukan saja hanya mendengar panggilan itu, kemudian mendiamkan diri, tetapi menerima panggialn ilahi itu dan mau bertanggungjawab dan akan dipimpin kepada kebenaran Tuhan. Hendaknya seorang pelayan sungguh-sungguh menyerahkan diri pada Tuhan dan rela memberi diri untuk melayani didalam pekerjaan Tuhan. Hal ini merupakan suatu sikap yang hendaknya diambil dan merupakan tujuan utama bagi kemuliaan Tuhan. Selain itu harus setia dan lebih mementingkan pelayanan kepada Tuhan diatas segala-galanya.

Pemimpin kristen tidak boleh terpengaruh dengan pola kepemimpinan dunia. Sikap ini diekspresikan dengan menolak pola kepemimpinan tangan besi yang cendrung berkuasa dan ingin besar/terkenal sehingga mengabaikan tanggungjawab yang diabaikan kepadnya, yang dilakukan demi kepentinagn diri sendiri, dan bukan demi kepentingan orang yang dilayani. (Yakob Tomatala, 1997:58). Dalam hal ini, nabi Yunus tidak bermaksud menyombongkan dan meninggikan dirinya sebagai seorang nabi/ penyambung lidah Allah melainkan Yunus meninggikan panggilan yang berasal dari Allah itu. Yunus hanya diberi kuasa untuk menjadi nabi Allah. Nabi Yunus dipanggil oleh Allah untuk melayani orang-orang Ninewe, dimana orang-orang Ninewe hidup dalam kejahatan penyembahan berhala. Oleh sebab itu Allah memerintah nabinya untuk menyampaikan berita pertobatan kepada Ninewe. Dengan membawa berita pertobatan bukan untuk kepentingan dirinya melainkan demi kemuliaan nama Tuhan dan demi keselamatan penduduk Ninewe.

“Memberitakan Injil berarti 'memberitakan kabar baik', terutama-mengenai kemenangan militer yaitu yang terdapat dalam I Sam 31:9. Selain itu juga memberitakan Injil dipakai untuk menceritakan berita kedatangan kerajaan Allah ditengah-tengah manusia, bahwa kuasa Allah susah dinyatakan di muka bumi (Yes 40:9; 60:6; 61:1) jadi “menginjili” dipakai juga untuk menceritakan peristiwa yang luar biasa, bukan berarti dipakai oleh orang untk menganggab dirinya hebat, tetapi dalam Rom 1: 1 bahwa “kabar baik” yang diberitakan adalah berita yang luar biasa dari Allah. Adapun pelaksanaan panggilan terjadi dengan pemasyuran Injil yang diberitakan oleh rasul Paulus kepada orang-orang Korintus (Mat 28: 19, 20).

Melalui pemberitaan Injil nama Allah diberitakan kepada dunia maka bagi siapa yang menerimanya dan percaya kepadanya maka akan di damaikan dengan Allah. Panggilan Allah seperti demikian telah terjadi dalam perjanjian lama dimana panggilan terbatas yaitu kepada beberapa orang saja misalnya Abraham, Isak, dan Yakub atau hanya pada Bangsa Israel. Menurut Rasul Paulus bahwa bagi bangsa lain biarlah Allah yang mengikuti jalannya masing-masing. Jadi hanya Yakublah dan Israellah yang firmannya, ketetapannya-ketetapan dan hukumannya disampaikan,sedangkan Allah tidak berbuat demikian maz. 147; 19-20.
Tindakan Allah terhadap niniwe Allah mengutus nabinya ketempat yang belum pernah mendengar kabar tentang Allah supaya dengan berita pertobatan yang disampaikan dapat berbalik dari perbuatan jahat dan datang pada Allah sebagai sumber keslamatan, dan melalui kemulian Tuhan boleh bangsa-bangsa lain ikut menikmati kemulian Tuhan sebingga firman Tuhan Allah dimasyurkan diseluruh muka bumi.
Dalam panggilan Tuhan Allah menarik orang-orang yang hidup dalam kegelapan agar mereka boleh pindah kepada terang Allah yang ajaib. Melalui pemberiiaan Injil orang-orang dapat menrima Tuhan sebagai Allah penyelamat sebagaimana yang dijelaskan oleh Harun Hadwijono bahwa, “hal itu disebabkan oleh Alkitab, Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya (Roma 1:16) demikian juga menurut alkitab, firman Allah adalah hidup kuat dan lebih tajam dari pedang bermata dua manapun (Ibr. 4:12) yang tidak akan kembali kepada allah dengan sia-sia, tetapi yang akan melaksanakan apa yang dikehendaki Allah (Yes 55:11).

Melalui nabi Yunus Allah membawa orang-orang Ninewe keluar dari dosa kecemaran supaya dipersatukan dengan Kristus. Ninewe diterima oleh Allah dalam Kristus, karena Ninewe juga menjadi milik Kristus dan karena Allah memandang semua bangsa sebagai orang-orang yang diselmatakan dan dikuduskan karena penebusanNya.
Pendidikan Agama Kristen Berbasis Keilahian Yesus

Pendidikan Agama Kristen Berbasis Keilahian Yesus

Ajaran Yesus itu Tuhan bukan ajar seseorang namun lebih dari pada itu ajaran Alkitab. Alkitab mengajarkan bahwa Yeus itu TUHAN. Ketuhanan Yesus bukan sejak konsili Nicea 325 namun Para murid menyatakan bahwa Yesus itu TUHAN.
Dalam wikipedia disebutkan bahwa sebagian besar denominasi Kristen, menyatakan atau tepatnya mengajarkan bahwa Yesus itu Putra Allah artinya asalnya dari TUHAN. Yesus itu anak Allah. Apakah Allah itu punya anak? Dalam terminologi Kristen, Anaka Allah adalah ungkapan yang menegaskan makna bahwa Yesus berasal dari TUHAN. Yesus juga diyakini mesias atau Juruselamat manusia. Ia menyelematkan manusia dari dosa.
Dalam wikipedia juga dinyatakan bahwa hampir semua akademisi antikuitas modern setuju bahwa Yesus ada secara historis, dan para sejarawan menganggap bahwa Injil Sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas) adalah sumber-sumber terbaik untuk meneliti historisitas Yesus.
LAlu apa itu Pendidikan AGama Kristen berbasis keilahian Yesus Kristus?
Maksudnya yakni Pendidikan AGama Kristen tidak dapat dipisahkan dari iman Kristen bahwa Yesus itu Tuhan, atau Pendidikan Agama Kristen yang berbasis Kristologi Atas. Kristologi atas menekankan tentang keilahian Yesus. Dalam pendekatan ini, pelaksanaan PAK di sekolah harus didasarkan pada kuasa nama Yesus. Dalam nama Yesus ada kuasa dan kuasa itu membuat Iblis kalah.
Para Pendidik Kristen yang melaksanakan Pendidikan AGama Kristen di daerah yang lebih banyak pengaruh okultisme dapat mengembangkan Pendidikan Kristen berbasis Kristologi atas atau penekanan pada kelilahian Yesus Kristus. Yesus adalah TUHAN. Dalam nama Yesus ada kuasa.
Pendidikan AGama Kristen yang berbasis keilahian Yesus menolong para guru PAK agar berani mendoakan peserta didik yang dipengaruhi roh jahat dalam kuasa doa dalam nama Yesus. Berdoa dalam keyaikinan iman kepada Yesus adalah Tuhan yang berkuasa. Kuasa-Nya tidak berubah dari zaman ke zaman. Sekarang butuh pendidik Kristen yang bersedia melaksanakan PAK dalam pendekatan Kristologi Atas.
Guru-guru Pendidikan AGama Kristen yang terbiasa membangun keyakinan akan ada kuasa dalam nama Yesus mampu melaksanakan pendidikan Kristen di tempat-tempat yang ditakuti secara ilmu gaib. Hanya menyebut nama Yesus maka kuasa-kuasa gaib itu terguncang dan akan lari meninggalkan tempat dimana sang guru PAK melaksanakan tugas pendidikan Kristen.

Selamat melaksanakan Pendidikan AGama Kristen berbasis Kristologi Atas.

Salam
Pendidikan Agama Kristen di Gereja dan Sekolah

Pendidikan Agama Kristen di Gereja dan Sekolah

Apa itu Pendidikan Agama Kristen di Gereja dan Sekolah? Untuk menjawab pertanyaan ini maka baca artikel ini sampai selesai. Sebab jika tidak selesai membaca maka akan berdampak pada salah persepsi terhadap judul artikel ini. Mari kita mulai dengan bagia pertama dan seterusnya.

1. Pendidikan Agama Kristen di Gereja

Pendidikan Kristen di Gereja dilaksanakan dalam berbagai kategori seperti Sekolah Minggu dan katekisasi. Selain itu melalui khotbah-khotbah yang berbentuk pengajaran doktrin seperti Allah Tritunggal, Yesus Kristus, Roh Kudus, Gereja, Akhir zaman, pengajaran tentang malaikat, pengajaran tentang iblis dan cara kerjanya. Pengajaran tentang ajaran-ajaran sesat. Pengajaran tentang Alkitab adalah firman Allah yang memiliki otoritas untuk mengukur doktrin dan perilaku orang Kristen. Intinya Gereja berperan dalam pendidikan Kristen, baik itu melalui pengajaran maupun keteladanan hidup anggota jemaat yang dapat memberi didikan kepada siswa atau orang yang membutuhkan pendidikan Kristen.
Gereja tidak hanya mendidik melalui pengajaran Kristen tetapi juga melalui kehidupan nyata. Tentang hal ini seorang pakar Pendidikan AGama Kristen yaitu Iris V. Cully menyatakan: “sejak permulaan gereja telah menjadi masyarakat yang mengajar” (Cully, 1995:3).
Pernyataan di atas menegaskan bahwa dimanapun dan kapan saja Gereja merupakan masyarakat yang tetap meneruskan pengajaran. Gereja tidak hanya mengajar tetapi juga melalui keteladanan hidup, baik melalui pendeta atau gembala-gembala sidang, majelis dan anggota jemaat juga dapat menolong siswa dalam nilai-nilai Kristiani. Jadi, Gereja menjadi tempat kedua para siswa mendapat pendidikan Kristen.

Pendidikan Kristen yang dilakukan di Gereja adalah pendidikan yang berporos pada Yesus Kristus. Yesus dalam pelayanan-Nya tidak mengabaikan tugas mengajar. Penulis Injil Matius mencatat 9 kali kata mengajar yang menunjuk pada kegiatan Yesus. Injil Markus mencatat 15 kali, dan Lukas 8 kali. Maka mengajar itu merupakan bagian yang amat penting dalam pelayanan Yesus.
Tempat mengajar Yesus itu berfariasi, yaitu di bait Allah, di rumah ibadat (sinagoge), di pantai danau atau perahu nelayan, di bukit dan di tempat yang datar. Tempat tidak menjadi kendala Yesus melakukan tugas pendidikan. Salah satu tugas pendidikan itu yakni mengajar. Pemahaman ini sesuai dengan pandangan Clementus. Menurut Clementus dalam Robert R Boehlke (2002:106) , pendidikan adalah kata yang dipakai dengan cara yang bermacam-macam. Ada pendidikan dalam arti kata seorang yang sedang dibimbing dan diajar, pendidikan juga merangkum tindakan yang berhubungan dengan tugas membimbing dan mengajar.Selain itu pendidikan menyangkut proses bimbingan dan hal-hal apa saja yang diajarkan. Pendidikan yang diberikan Tuhan merupakan tindakan menyampaikan kebenaran yang akan menuntun seseorang secara benar kepada suatu relasi dengan Tuhan dan kepada usaha mengaplikasikan perilaku suci dalam kehidupan setiap orang.

2. Pendidikan Agama Kristen di Sekolah

Pendidikan Kristen di sekolah didasarkan pada kurikulum yang didalamnya telah ditentukan standar kompetensi, kompetensi dasar serta indikator-indikatornya. Dalam kurikulum berbasis KKNI dipakai istilah Capaian Pembelajaran dan indikator Capaian Pembelajaran. Pendidikan Kristen di sekolah memiliki pengaruh yang kuat atas diri siswa di sekolah karena para siswa telah, sedang dan akan menghadapi berbagai pengaruh gerakan yang pada satu sisi dapat menggoyahkan iman, tetapi sisi yang lain dapat memperkaya. Salah satu gerekan yang mempengaruhi dunia pendidikan adalah Gerakan Zaman Baru.

Berdasarkan pemahaman demikian maka penting memahami Pendidikan Kristen yang diselenggarakan di sekolah berdasarkan pendapat-pendapat pendidik Kristen yang diambil dari beberapa literatur Kristen. Berikut ini para pendidik Kristen tentang pendidikan Kristen di sekolah.

Di sekolah, mulai dari satuan pendidikan seperti SD, SMP, SMA/SMK dan universitas seperti Perguruan Tinggi, Institut dan sekolah tinggi, termasuk sekolah tinggi teologi diajarkan tentang apa yang diharapkan dan dituntut oleh suatu kebudayaan”. dapat dilakukan melalui kegiatan mengajar dan memberi teladan (sikap hidup atau perilaku guru yang sesuai dengan ajaran Kristen). Keteladanan adalah cara mendidik melalui perilaku yang baik dari setiap pendidik Kristen atau guru di sekolah yang akan mempengaruhi peserta didik atau siswa di sekolah. Sedangkan mengajar melibatkan pemberdayaan intelek individu untuk meningkatkan tubuh, pikiran dan jiwa. Hal ini tidak berarti bahwa keteladanan tidak melibatkan pikiran dan jiwa. Pikiran sangat diperlukan dalam kehidupan karena dengan pikiran itulah kemudian setiap orang mengaplikasikan apa yang diketahuinya dalam perilaku hidupnya.

Berdasarkan paparan di atas menjadi jelas bahwa dalam pendidikan terdapat dua interaksi yaitu orang dewasa yang dalam konteks sekolah disebut guru dan orang belum dewasa yang dalam konteks sekolah formal disebut peserta didik. Dalam pendidikan Kristen di sekolah dibutuhkan peran guru-guru. Secara keyakinan, peserta didik membutuhkan guru-guru Kristen yang dapat memberi pengajaran dan keteladanan yang baik. Guru adalah mereka yang memiliki tekad dan kemauan tidak pernah berakhir untuk memastikan bahwa semua siswa mengambil kendali dari belajar mereka sendiri dan mencapai potensi maksimum mereka, sambil terus berusaha untuk 'mencapai dan mengajarkan' setiap siswa di bawah perawatan mereka. Guru Kristen mengajar dengan pandangan untuk membuat siswa berkembang menjadi individu yang yang lebih baik. Untuk memahami pokok-pokok pengajaran dalam pendidikan Kristen maka deskripsi berikut ini akan memaparkan pengajaran-pengajaran Kristen dalam berbagai teori tentang Pendidikan Kristen di sekolah.

Adanya Pendidikan Kristen atau pendidikan yang bernafaskan keyakinan Kristen di sekolah memberi faedah-faedah seperti yang disampaikan E. G. Homrighausen dan I.H. Enklaar (1996: 151-152), sbb:
(1) Gereja dapat menyampaikan Injil kepada anak-anak dan pemuda-pemuda yang sukar dikumpulkan dalam PAK gereja sendiri, seperti Sekolah Minggu dan Katekisasi.

(2) Anak-anak yang menerima pendidikan Kristen di sekolah akan merasa bahwa pendidikan umum dan keagamaan ada hubungannya
(3) Meringankan beban biaya Gereja yang harus dikeluarkan untuk pendidikan Kristen di sekolah
(4) Agama mulai menjadi bagian kebudayaan setiap rakyat (Ibid, 151-152)
Sedangkan Pendidikan Agama Kristen di sekolah berbasis karakter kasih Menurut I Korintus 13:4 dengan indikator sbb:

a. Murah hati
b. Tidak cemburu
c. Tidak memegahkan diri dan tidak sombong
d. Tidak melakukan yang tidak sopan
e. Tidak mencari keuntungan diri sendiri
f. Tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain (tidak bersedia memaafkan orang yang bersalah padanya)
g. Tidak bersukacita karena ketidak adilan tetapi karena kebenaran
h. Sabar menanggung segala sesuatu





Ciri-ciri pendidikan Kristen

Beberapa ciri yang menandai Pendidikan Agama Kristen dapat dipaparkan sebagai berikut.:
(1). Mempertemukan siswa dengan Tuhan yang berbicara melalui firman-Nya.
Salah satu ciri pendidikan Agama Kristen adalah peserta didik dapat mendengar Tuhan yang berbicara melalui firman-Nya. Melalui pengajaran Alkitab, siswa mendengar suara Tuhan. Alkitab adalah firman tertulis, dan melalui firman tertulis itu seseorang mendengar firman TUHAN.
Pengajaran Pendidikan Agama Kristen mempertemukan kehidupan manusia dalam hal ini anak-anak dengan Firman Tuhan atau dengan Tuhan Yesus sendiri, yang adalah Firman Yonahes 1:1, “Pada mulanya adalah Firman dan firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah”. Dalam Injil Yohanes 1:14, dikatakan bahwa : “Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara dan kita telah melihat kemulianNya” .
Perjumpaannya dengan Yesus, Sang Firman yang hidup, melalui pelajaran Agama Kristen di sekolah, banyak siswa yang pada akhirnya percaya kepada Tuhan Yesus, dan tidak sedikit orang tua yang dahulu menolak Tuhan Yesus secara terang-terangan, akhirnya mengakui dan memberi diri dibaptis.

Apa yang dinyatakan di atas sesuai dengan firman Tuhan: “Sebab firman Allah hidup dan kuat, lebih tajam daripada pedang bermata dua manapun; Ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita” (II Tim. 4:2). Selanjutnya Homrighausen merinci beberapa ciri Pendidikan Agama Kristen sebagai berikut.
(2). Bersifat Partisipasif
Keberhasilan Pendidikan Agama Kristen adalah tergantung dari keterlibatan bersama antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan Agama Kristen bukanlah sebuah indoktrinasi tetapi partisipasi. Oleh karena itu semua komponen harus memberi dukungan yang sungguh-sungguh untuk keberhasilan pengajaran itu sendiri.

(2). Terbuka terhadap perubahan

Pendidikan Agama Kristen memiliki sifat terbuka kepada perubahan dan kebutuhan, sehingga bekal pendidikan itu peserta didik mampu memahami dan menempatkan diri secara realistis, kritis dan kreatif dalam setiap situasi yang dihadapi. Pendidikan agama Kristen tidak boleh membawa peserta didik menjadi introvert melainkan harus ekstrovert, artinya mampu menempatkan dirinya sebagai orang percaya ditengah-tengah lingkungannya.

(3). Berkelanjutan

Ciri khas Pendidikan Agama Kristen adalah berkesinabungan. Pendidikan Agama Kristen tidak pernah selesai dalam arti yang sesungguhnya hingga mencapai kedewasaan iman. Pendidikan Agama Kristen harus terus dikaji ulang agar selalu konteks dengan kebutuhan dan perubahan-perubahan yang terjadi.
(4). Terarah dan terencana
Arah dan tujuan Pendidikan Agama Kristen harus jelas dan terarah dan tidak boleh menyimpang dari tujuan tujuan dasarnya. Tujuan utama adalah agar peserta didik bertumbuh dalam iman, ketaatan akan firman Allah dan mampu mengaplikasikan imannya dalam hidupnya pribadi maupun bersama dengan orang lain.
(5). Manusia Orientet
Selain itu, ada empat tujuan pendidikan Kristen yang perlu diperhatikan, yaitu:
1) Learning to know.
Pendidikan Agama Kristen haruslah diarahkan kepada peningkatan pengetahuan yaitu pengetahuan akan Allah dan segala firmanNya, sesama, diri sendiri maupun lingkungannya. Peserta didik haruslah diarahkan kepada pemahaman atas keutuhan ciptaan, bahwa sejak semula Allah telah menciptakan manusia, mahluk-mahluk dan alam yang memiliki saling ketergantungan dan semuanya itu harus dijaga agar tetap harmoni sesuai rencana Allah dalam penciptaan manusia.

2) Learning to do

Pendidikan Agama Kristen haruslah diarahkan agar peserta didik memiliki ketrampilan dalam mempraktekkan imannya ditengah-tengah kemajemukan masyarakatnya, bukan menjadi batu sandungan melainkan menjadi berkat bagi sesama dan lingkungannya, bukan menjadi menutup diri melainkan dapat menempatkan dirinya bersama-sama dengan orang lain untuk menghadirkan syalom Allah ditengah-tengah dunia ini.

3) Learning to be

Pendidikan Agama Kristen haruslah diarahkan agar peserta didik memiliki jati dirinya dan mampu menyatakan keberadaan dirinya dalam kehidupannya sehari-hari. Dia tidak pesimis melainkan optimis, tidak negatif tapi positif dan menyadari dirinya sangat berharga dimata Tuhan. Dengan demikian dengan sekuat enaga ia dapat menyatakan dirinya dengan berbagai kemampuan yang telah Tuhan berikan kepadanya untuk kepentingan sesama. Peserta didik mampu memahami bahwa ia hidup bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi bagi sesama dan lingkungannya.
Untuk itulah ia harus dapat melakukan yang terbaik dalam hidupnya.

4) Learning to live together

Pendidikan Agama Kristen haruslah diarahkan agar peserta didik menyadiri betul bahwa hidup tidak mungkin sendirian. Keberhasilan tidak dapat diraih sendirian, kesejahteraan harus dilakukan secara bersama-sama. Harus dapat dihayati bahwa penerapan dan aplikasi kasih Kristus melampaui batas-batas manusiawi, batas batas agama maupun batas-batas etnis. Inti iman Kristen yang sesungguhnya ialah bahwa ia dapat hidup dan menjadi berkat bagi sesamanya.

Selanjutnya Nainggolan menyatakan kehadiran Pendidikan Kristen di sekolah harus berdampak bagi terbentuknya peserta didik yang siap dan mampu menghadapi perbedaan perbedaan yang ada pada kehidupan masyarakat dengan tetap setia pada kepercayaan akan Yesus Kristus.
Tujuan sebagaimana yang dideskripsikan di atas memberi kontribusi pelaksanaan pendidikan Kristen di sekolah. Ada pula tujuan pendidikan Kristen yang dirumuskan oleh pemerintah yang dituangkan dalam kurikulum yang dikeluarkan pemerintah Republik Indonesia.

Pendidikan Kristen yang diselenggarakan di sekolah sesuai dengan undang-undang yang berlaku dalam Negara RI, khususnya dalam undang-undang Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang pendidikan Nasional yang ditetapkan oleh pemerintah, pendidikan Kristen mendapat tempat penting dalam setiap jenjang pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Pemerintah mengatur waktu belajar secara formal di sekolah selama 2 (dua) jam pelajaran perminggu untuk penyelenggaraan. Hal ini merupakan peluang yang harus dimanfaatkan sebagai pembinaan kerohanian siswa di sekolah.

Pemerintah telah menyusun Kurikulum Pendidikan Kristen mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Diharapkan melalui kurikulum maka proses pendidikan Kristen di sekolah berlangsung sesuai tujuan yang telah dirumuskan dalam kurikulum. Kurikulum bukanlah satu-satunya jaminan mutu pendidikan Kristen di sekolah, mutu pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai komponen seperti; mutu dan kualitas guru, mutu kurikulum, kemampuan peserta didik , sarana dan prasarana serta peraturan dan perundang undangan yang berlaku dan dukungan yang diberikan oleh sekolah tempat dilangsungkannya Pendidikan Kristen.

Pendidikan Kristen merupakan tanggungjawab Gereja dan keluarga Kristen, akan tetapi dalam proses perjalanan sejarah pendidikan, khususnya di Indonesia, pendidikan Kristen telah menjadi tanggungjawab pemerintah. Oleh karena itu maka pemerintah mengeluarkan perangkat-perangkat pelaksanaan proses pendidikan. Salah satunya adalah kurikulum. Kurikulum Pendidikan Kristen sudah beberapa kali mengalami perubahan sesuai dengan kebijakan pendidikan yang telah ditetapkan pemerintah. Perubahan kurikulum itu dimulai tahun 1974, kemudian sejak tahun 2004 diberlakukan kurikulum kurikulum berbasis kompetensi. Didalam kurikulum tersebut, materi pengajaran Kristen adalah “mengasihi Allah dan Sesama manusia” atau “Allah Tritunggal dan Karya Allah serta Nilai-nilai Kristiani”.

Salam Edukasi


Pendidikan Agama Kristen Berbasis KKNI

Pendidikan Agama Kristen Berbasis KKNI

Pendidikan Agama Kristen (PAK) yang dilakukan di Indonesia secara formal dalam satuan pendidikan seperti di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dilaksanakan dalam pendekatan kurikulum (tujuan, materi, proses dan evaluasi) yang berbasis K13 Revisi, khususnya di SMK menggunakan kurikukulum berbasis KKNI dengan filosofis yang berbeda tetapi saling memperlaengkapi. Demikian juga pelaksanaan pendidikan Agama Kristen secara formal di perguruan tinggi yang berbentuk universitas, Institut, sekolah tinggi, akademi dan politeknik menggunakan kurikulum berbasis KKNI.
Di sekolah Tinggi Teologi yang tersebar di Indonesia, kini menggunakan kurikulum berbasis KKNI. Menggunakan KKNI di Sekolah Tinggi Teologi mewajibkan para dosen membuat silabus dan Rencana Pembelajaran Semester atau istilah sejenisnya wajib menggunakan silabus dan RPS yang sesuai dengan format kurikulum KKNI.
Dalam konteks demikian, saya menggunakan istilah Pendidikan Agama Kristen berbasis kurikulum KKNI atau kurikulum berbasis KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia). Menggunakan kurikulum berbasis KKNI membuat dosen harus membuat silabus dan Rencana Pembelajaran Semester dengan komponen-komponen sebagai berikut.

Komponen Silabus Berbasis KKNI


Identitas

Mata Kuliah :
Bobot :
Semester/Prodi :
Dosen :

Capaian Pembelajaran
Sikap
S2
S6
S9
S10
Ketrampilan Umum

KU 2
KU 3
KU 4

Capaian Pembelajaran Prodi:
Sikap :
S2. menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral,dan etika
S6. Bekerjasama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan;
S9. Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri.
S10. Menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan kewirausahaan.
Keterampilan Umum
KU 2. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.
KU 3. Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternative solusi secara mandiri dan kelompok.
KU 4. Bertanggungjawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggungjawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.
Pengetahuan
P Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebutsecara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.
P1: Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni pada bidang perpustakaan digital dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi.
P2: Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan dalam bidang perpustakaan digital secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.
Keterampilan Khusus
KK Mampu memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk ..... (rumuskan sesuai dengan materi Pendidikan Kristen yang akan diajarkan)
KK1: Mampu bertindak sebagai manajer untuk ...... (rumuskan sesuai dengan materi Pendidikan Kristen yang akan diajarkan)
KK5: Mampu berkomunikasi secara efektif.
Capaian Pembelajaran matakuliah:
M Mahasiswa mampu menguasai terori tentang Pendidikan Agama Kristen
M1 = Mahasiswa mampu menjelaskan tentang definisi dan pengertian PAK
M2 = Mahasiswa mampu mempresentasikan Pendidikan Agama Kristen (PAK)
M2 = Mahasiswa mampu membandingkan perkembangan PAK di beberapa Negara
M3 = Mahasiswa mampu melakukan pengajaran Pendidikan Agama Kristen
M4 = Mahasiswa mampu mengunggah dokumen dan sumber informasi PAK.
M5 = Mahasiswa mampu melakukan menganalisa berbagai metode Pengajaran dan mengimplementasi dalam Pendidikan Agama Kristen
M6 = Mahasiswa mampu membuat deskripsi rinci PAK.
Deskripsi Matakuliah
Jelaskan pokok-pokok yang hendak dibahas dalam sebuah mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen di PT
Mata Kuliah ini membahas ..... dalam PAK dan seterusnya
Materi Ajar
Sub Pokok Bahasan