Mengapa artikel ini diberi judul Dinamika Pendidikan Agama Kristen berporos pada Allah Bapa. Jawabannya akan dikemas dalam penjelasan tentang artikel ini. Saya sadar bahwa istilah Allah Bapa mendapat reaksi yang beragam. Ada yang dengan keyakinan iman Kristen menerimanya dengan senang hati, ada pula yang dipengaruhi oleh konteks kemajemukan lalu rasa takut menyebutkan Allah Bapa. Ya epistmologi kita tentang ajaran Kristen tidak dapat dilepaskan dari pergumulan pemikir-pemikir Kristen terdahulu, khususnya berpikir secara teologis terhadap kesaksian Alkitab.
Dalam kitab Kejadian, penulis kitab ini memperkenalkan atau menyaksikan TUHAN Allah sebagai pencipta. TUHAN Allah adalah kreator ex nihilo. Menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Dalam teks-teks yang terdapat dalam Alkitab menyuarakan kesaksian yang sama bahwa TUHAN Allah adalah pencipta, termasuk manusia yang diciptakan segambar dan serupa dengan-Nya.
Lalu dimana dinamika Pendidikan Agama Kristen yang berporos pada Allah Bapa. saya kemukakan beberapa jawaban.
Pertama, dinamikanya terletak pada penciptaan. Pendidikan yang dimulai dengan penciptaan akan membuat pendidikan yang sadar diri. Pendidikan yang sadar diri menciptakan pendidikan yang harmonis fertikal dan horisontal. Pendidikan seharusnya bertumpu pada penciptaan. Penciptaan itu merupakan hasil logi. Pendidik dan peserta didik serta lingungan pembelajaran adalah hasil logi sang pencipta yaitu TUHAN Allah. Itulah sebabnya saya mendasari dinamika Pendidikan AGama Kristen pada akibat logi yang utama dan pertama yaitu penciptaan. Penciptaan itu memberi hasil, hasil itu dilihat dari bagian ciptaan.
Kedua, dinamika keharmonisan.Dlam terminologi pengajaran Kristen, Allah disapa sebagai Bapa. Dalam doa ada yang disebut Doa Bapa Kami. Dalam doa itu Allah disapa sebagai Bapa. Ungkapan Allah sebagai Bapa menunjukkan relasi keharmonisan antara yang menyapa dengan yang disapa. Bila Allah dipanggil dalam doa sebagai Bapa maka ada hubungan yang harmonis antara umat dengan Tuhan-Nya. Relasi keharmonisan itu menjadi dinamika Pendidikan Agama Kristen. Pendidikan Agama Kristen tidak dilaksanakan diluar keyakinan Allah sebagai Bapa tetapi justru pelaksanaan Pendidikan AGama Kristen di dasarkan pada seruan TUHAN Allah sebagai Bapa.
Ketiga, dinamika kedekatan atau penyertaan tanpa batas waktu. Pendidikan Agama Kristen yang bertumpu pada keyakinan Allah sebagai Bapa menegaskan bahwa pendidikan tersbut mempersiapkan peserta didik untuk menyadari dan menerapkan penyertaan Bapa yang kekal. Penyertaan Bapa jasmani, penyertaan guru dan siapapun yang melaksanakan pendidikan, tentu terbatas waktu dan ruang. Namun tidak demikian Pendidikan yang menyadarkan peserta didik akan Allah sebagai Bapa. Mereka dapat berseru kepada TUHAN sebagai Bapa kapan saja dan dimana saja.
0 comments: