Dinamika Pendidikan Agama Kristen pada hari ini memposting tema artikel Pendidikan: "Dinamika Pendidikan Kristen Berbasis Kristologi From Below and Kristologi From Above (Von Oben)." Tentu ada istilah gado-gado dalam artikel ini. Gado-gado yang saya maksudkan yakni ada kata-kata Inggris, Belanda dan Indonesia diblended menjadi sebuah judul artikel yang orientasinya yakni percakapan dalambentuk tulisan tentang Yesus Kristus dari sisi ilmu, atau dari sisi Kristologi. Bicara Kristologi berarti kita bercakap secara ilmu tentang Yesus Kristus. Kristologi itu sendiri terdiri dari dua kata yakni "Chistos" (bhs Yunani) dalam bahasa Indonesia Kristus, dan logos atau ilmu. Jadi, Kristologi adalah ilmu yang mempelajari tentang Yesus Kristus sebagaimana yang disaksikan dalam Alkitab. Saya mendefinisikan Kristologi dalam definisi seperti ini karena sumber berKristologi harus dari Alkitab. Dalam Alkitab Perjanjian Lama menyatakan nubuatan tentang Yesus Kristus sedangkan dalam Perjanjian Baru menceritakan tentang kisah para murid (orang yang dekat dengan Yesus) dan Paulus menceritakan pengalaman mereka tentang Yesus. Para murid memiliki pengalaman langsung dengan Yesus sementara Paulus memiliki pengalaman tidak langsung (secara jasmaniah) namun mengalami pengalaman perjumpaan dengan Yesus secara dimensi rohaniah dan pengalaman perjumpaan dengan Yesus itu membuat rasul Paulus mengalami perubahan hidup dan berbalik kepada pengakuan akan Yesus dan memberitakan Yesus sampai akhir hidupnya seluruhnya dibaktikan untuk Yesus Kristus.
Sekarang saya hendak memulai pembahasan tentang judulartikel ini.
1. Dinamika Pendidikan Kristen Berbasis Kristologi From Below
Kristologi from below atau Kristologi bawah adalah pendekatan tentang Yesus Kristus dari sisi kemanusiaan-Nya. Apa yang dilkaukan Yesus Kristus pada waktu ia hidup. Kisah Yesus seperti itu tentu berpangkal atau tepatnya harus bersumber pada apa yang disampaikan dalam Alkitab. Kehidupan Yesus Kristus seperti kelahiran-Nya, pekerjaan-Nya dan kematian serta kebangkitan-Nya harus berdasarkan cerita Alkitab. Bila narasi tentang kehidupan Yesus Kristus tidak terdapat di dalam Alkitab, khususnya Perjanjian Baru maka cerita itu tentu tidak valid karena tidak sesuai dengan kisah tentang Yesus yang disampaikan/ditulis oleh para murid Yesus sebagaimana yang gereja miliki sampai hari ini dan waktu-waktu yang akan datang. Apa yang saya maksudkan dengan pernyataan terakhir ini yakni gereja memiliki Alkitab sebagai norma atau kanon untuk mengukur setiap pengajaran tentang Yesus Kristus apa sesuai Alkitab atau tidak! Misalnya nubuatan tentang kelahiran Yesus. Perjanjian Lama memberi kesaksian tentang nubuatan kelahiran Yesus, kelahiran Yesus Kristus tentu disaksikan dalam Perjanjian Baru seperti Injil Matius dan Lukas, sementara dalam Injil Yohanes menyaksikan tentang Logos yang menjadi manusia. Kemudian pekerjaan Yesus Kristus disaksikan dalam seluruh Perjanjian Baru. Juga tentang kematian dan kebangkitan serta kenaikan ke surga dan kedatangan-Nya kembali.
Dinamika Pendidikan Kristen yang berbasis Kristologi bawah adalah Pendidikan Kristen yang memperhatikan unsur kemanusiaan Yesus dalam kehidupan para peserta didik, pendidik dan fasilitas-fasilitas yang mesti dipakai dalam Pendidikan Agama Kristen. Dalam Perjanjian Baru Yesus Kristus melakukan pengajaran dengan setting tempat yang berbeda-beda. Kadang Yesus mengajar di Bait Allah, di Bukit, di Pantai dll. Yesus menggunakan metode mengajar secara baik sehingga pendengar mengerti apa yang disampaikan Yesus.
Pendidikan Agama Kristen yang berbasis Kristologi bawah atau Kristologi Below adalah pendidikan Kristen yang dilakukan di tempat-tempat tertentu baik secara formal maupun non formal. Bisa saja dalam kondisi-kondisi tertentu, terbatas tempat untuk melaksanakan Pendidikan Agama Kristen secara formal. Misalnya di ruang lap komputer dll. Kondisi demikian tidak mesti mengurangi semangat didaktik PAK yang berbasis pada Kristologi bawah. Apa yang Yesus lakukan atau alami dengan proses mengajar murid-murid-Nya. Bukankah tidak ada tempat yang sangat memadai ketika itu untuk dipakai Yesus dalam melaksanakan pengajaran? Silakan baca Perjanjian Baru,khususnya dalam Injil Matius dan Lukas. Ya memang secara psikologi proses Pendidikan Agama Kristen yang dilaksanakan di ruang kelas berbeda dengan proses pembelajaran yang dilaksanakan di tempat-tempat tertentu seperti di ruang lap komputer. Secara psikologis ada dampaknya bagi peserta didik. Namun Pendidik dan peserta didik yang punya pengalaman demikian mesti menguatkan hati dan iman dengan selalu memperhatikan apa yang dilakukan Yesus Kristus dalam hal proses mengajar bersama murid-murid-Nya.
2. Dinamika Pendidikan Kristen Berbasis Kristologi From Above (Von Oben) atau Kristologi Atas
Pendidikan Agama Kristen yang dilaksanakan dalam pendekatan Keilahian Yesus atau Kristologi atas, hendak mensemangatkan diri bahwa ada kuasa dalam nama "Yesus". Mengapa ada kuasa karena Yesus adalah TUHAN. Ini bukan ajaran guru PAK tetapi ajaran Alkitab. Alkitab yang mengajarkan bahwa Yesus adalah TUHAN. Alkitab yang saya maksudkan disini yakni Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dengan demikian, keilahian Yesus Kristus ada dalam Perjanjian Lama dan juga Perjanjian Baru.Para murid Yesus mengakui bahwa Yesus itu TUHAN. Pengakuan bahwa Yesus itu TUHAN bukan ciptaan murid-murid tetapi memang Yesus adalah TUHAN. Karena Yesus adalah TUHAN maka ketika Yesus mati kemudian dalam waktu 3 hari Ia bangkit dari kuburan. Peristiwa itu disaksikan dalam Perjanjian Baru.
Pendidikan Agama Kristen yang berbasis keilahian Yesus Kristus adalah pendidikan Agama Kristen yang dilaksanakan dalam kawalan kelilahian Yesus Kristus. Guru Pendidikan AGama Kristen dan Peserta didik mesti yakin bahwa dalam nama "Yesus" terjadi perubahan. Para murid mengusir setan dalam nama Yesus, gereja dalam perkembangannya memakai nama Yesus untuk mengusir setan. Nama itu berkuasa. Oleh karena itu nama Yesus hanya dapat disebut oleh orang yang dipimpin oleh Roh Kudus.Hanya orang yang dipimpin oleh Roh Kuduslah yang akan menyebut Yesus itu TUHAN. Bila Roh Kudus tidak ada dalam diri seseorang maka ia tidak akan menyebut dan mengakui Yesus itu TUHAN. JAdi, tidak semua orang dapat menyebut Yesus itu TUHAN selain Roh Kudus yang berkarya dalam diri kita. Kadang orang tidak suka dengan sebutan Yesus TUHAN. Ingat hanya orang yang didalam dirinya dipimpin Roh Kudus maka mereka akan menyatakan bahwa Yesus itu TUHAN.Bahkan ada salah satu tokoh yang menyebut saya percaya YESUS ITU TUHAN.
Tetaplah bersemnagta dalam pelaksanaan pendidikan AGama Kristen yang berporos pada Kristologi Atas. Artinya tidak perlu merasa takut dan malu mengaku Yesus itu TUHAN. Itu isi iman kita. Tentu kita tidak memaksakan orang lain untuk mengikuti iman kita tetapi kita harus tetap setia pada pengakuan bahwa Yesus itu TUHAN. Peserta didik yang mengikuti Pendidikan AGama Kristen juga mesti diajarkan tentang kealihian Yesus Kristus.
0 comments: