Pendidikan Agama Kristen sebagai disiplin Ilmu Mandiri

Pendidikan Agama Kristen adalah salah satu bagian dari panggilan gereja sejak awal. Akan tetapi Pendidikan Kristen sebagai sebuah disiplin Ilmu yang kita sebut dengan Pendidikan Agama Kristen (PAK) baru diperkenalkan kepada gereja-gereja di Indonesia pada tahun 1955. Hal ini berarti sejak adanya misi atau Zending di Nusantara sampai kemerdekaan tahun 1945, Pendidikan Agama Kristen belum dikenal sebagai sebuah disiplin ilmu yang dipelajari secara khsusus dalam periode waktu tertentu dalam sekolah atau kampus-kampus sekolah Teologi di Indonesia kala itu. Namun sejak tahun 1955 Pendidikan Agama Kristen yang diperkenalkan oleh ahli-ahli Pendidikan Agama Kristen seperti Iris V Cully,Robert R.Boehlke dan beberapa pakar lainnya, kemudian sejak tahun 1955 Dewan Gereja-gereja Indonesia menetapkan agar Pendidikan Agama Kristen diajarkan di sekolah-sekolah Teologi.

Salah satunya atau satu-satunya adalah STT Jakarta. Ya karena tahun 1955 tidak menjamur STT seperti sekarang ini. Sehingga STT Jakartalah tempat mulainya Pendidikan Agama Kristen sebagai Ilmu Mandiri. Kita kenal ada dua buku tebal dari mantan dosen dan Profesor Pendidikan Agama Kristen yaitu Dr. Robert R. Boehlke.
Pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen di sekolah-sekolah Teologi tentunya memiliki dasar biblis yaitu Perjanjian Lama seperti dalam firman Tuhan yang terambil dari Kitab ysng ditulis oleh Nabi Musa dalam kitab Ulangan.
Dengarlah hai orng Israel: TUHAN itu Allah kita. TUHAN itu esa … Apa yang kuprintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apa bila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau banung. (Ul. 6:4-7)

Sedangkan dalam Perjanjian Baru, kita mendapat dasar pelaksanaan pendidikan agama Kristen berdasarkan kitab-kitab Injil yang mendeskripsikan Yesus sebagai pelaku Didaktik yang teragung. Di dalam Matius 5:2 menyatakan bagaimana Yesus melaksanakan kegiatan pengajaran itu kepada para murid-Nya. Dapat dikatakan bahwa Yesus memberikan teladan mengajar. Pengaruh dari pengajaran itu yakni orang banyak yang mendengarkan pengajaran-Nya takjub dan tercengang-cengang. Hal ini disaksikan dalam Injil sebagaimana yang muncul dalam kutipan berikut ini.

Dan setelah Yesus mengakhiri perkataan ini, takjublah orang banyak itu mendengar pengajaran-Nya. (Matius 7:28.) Orang banyak yang mendengar itu takjub akan pengajaran-Nya.( Matius 22:33). Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.( Markus 1:22.) Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: “Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mukjizat-mukjizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?( Markus 6:2). Imam-imam kepala dan para ahli-ahli Taurat mendengar tentang peristiwa itu, dan mereka berusaha untuk membinasakan Dia, sebab mereka takut kepada-Nya, melihat seluruh orang banyak takjub akan pengajaran-Nya.( Markus 11:18.) Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa.( Lukas 4:32.)

Yesus banyak melakukan kegiatan pengajaran sehingga tidak mengherankan jikalau dalam Injil Sinoptik, sebutan yang paling banyak dipakai untuk Tuhan Yesus adalah “Guru”, bukannya Nabi atau Mesias. Dalam Injil Sinoptik tercatat sebutan “Guru” sebagai salah satu gelar atau jabatan Yesus digunakan sebanyak 40 kali, jauh lebih banyak dibandingkan dengan sebutan Nabi atau Mesias. Dari keempat Injil (termasuk Injil Yohanes).

Merujuk pada informasi Injil sinoptik tentang kegiatan mengajar yang dilakukan Yesus maka dapat dikatakan bahwa Pendidikan Agama Kristen yang dilaksanakan di keluarga, gereja, dan khsususnya di sekolah-sekolah Teologi harus dipahami sebagai bagian dari kehendak Tuhan yang mesti dilaksanakan secara baik dan bertanggungjawab.
Previous Post
Next Post
Related Posts

0 comments: