Pendidikan Agama Kristen Tentang Surat Kolose

Revisi 6/8 2019

Standar Kompetensi Pendidikan Agama Kristen tentang Surat Kolose yaitu para pembaca mampu menjelaskan, menganalisis dan Kitab Kolose dari segi penulisan sampai kepada garis besar surat Kolose dan menerapkannya dalam pelayanan kependidikan Gereja di Gereja (Katekisasi, SM, dan di Sekolah Formal: SD, SMP, SMA/SMU/SMTK dan PT.
Kompetensi Dasar (Pokok-pokok Pembahasan)
Apa dan bagaimana Pendidikan Kristen menurut Kolose 1:15-23 maka penting untuk memahami beberapa kompetensi dasar tentang surat Kolose. Kompetensi Dasar yang dimaksud yaitu menjelaskan beberapa pokok berikut: penulis surat Kolose, tujuan penulisan, penerima surat Kolose, pendiri jemaat Kristen di Kolose, tema kita kolose, muatan teologis kitab kolose, ciri-ciri kitab Kolose, Garis besar kitab Kolose.

Kompetensi Dasar 1. Mampu menjelaskan tahun penulisan Kitab Kolose
Menurut Robert G. Bratcher dan Eugene A. Nida, Surat kepada jemaat di Kolose di tulis oleh Rasul Paulus ketika ia berada dalam penjara (4;3,18). Pada waktu itu Rasul Paulus ditemani oleh Timotius (1:1) dan enam orang rekannya yang lain, yaitu Aristarkhus, Markus, Yesus (yang digelari Yustus, jadi bukan Tuhan Yesus), Epafras, Lukas dan Demas (4:10-14). Mereka turut berkirim salam kepada jemaat di kolose. Bersma Onesimus yang berasal dari Kolose. Tikhikus mengantar surat ini disertai pesan pribadi Rasul Paulus kepada Arkhipus (4:7-9,17).

Kompetensi Dasar 2. Mampu menjelaskan ahun Penulisan kitab Kolose
Mengetahui tahun penulisan sebuah kitab dalam Alkitab dapat membantu untuk memahami isi kitab tersebut. Dalam hal ini usaha memahami tahun penulisan surat Kolose membantu untuk memahami apa yang dimaksudkan Paulus dalam surat Kolose. Ini berarti usaha memahami isi Kolose 1:15-23 tidak dapat dipisahkan dari usaha mengetahui tahun penulisan kitab Kolose.

Sabda Tuhan berlangsung dalam dimensi kultural manusia. Maksudnya bahwa Allah berfirman melalui karya tulisan seorang Rasul yaitu Paulus. Tahun penulisan, Kolose ditulis tahun 60-61 saat pemenjaraan yang pertama oleh Roma. Yang kemudian diberi catatan bahwa “mungkin ditulis pada waktu Paulus pertama kali dipenjarakan, tahun 57-59, di Kaiserea sebagaimana Nampak dalam informasi di Kisah Para Rasul 23:23-26:32), atau lebih awal lagi pada tahun 53 – 55 di Efesus (Kis. 19:1-20:1). Sedangkan dalam wikipedia dinyatakan bahwa surat ini diyakini ditulis pada musim panas (antara bulan Juni-September) tahun 58 M. Pendapat lain memberi perkiraaan tahun 57-59 atau tahun 56-58 M.(Wikipedia.org)
Kompetensi Dasar 3. Mampu menganalisis penerima Surat Kolose

Jemaat di Kolose sebagian besar terdiri dari orang-orang non-Yahudi (Kis 1:21). Dengan kata lain, surat ini ditujukan kepada orang Kristen di Kolose, sebuah kota yang terletak di sebuah propinsi, yang pada waktu itu dikenal sebagai propinsi Asia.Propinsi ini termasuk dalam wialyah kekaisaran Roma (dengan efesus sebagai ibukotanya). Kota Kolose terletak di Lembah Likus, kira-kira 175 kilometer di sebelah timur Efesus, atau kira-kira 17 kilometer di sebelah timur Laodikia dan 20 kilometer di sebelah tenggara Hieropolis sebagaimana yang disebut dalam surat Kolose (2:1, 4:13, 15-16). Paulus tidak ikut memulai pelayanan Kristen di Kolose (1:4, 2:1). Pelayanan di Kolose dimulai oleh Epafras (1:7) yang berasal dari daerah itu (4:12). Pada waktu surat Kolose ditulis, Epafras ada bersama dengan Rasul Paulus (4:12-13). Epafras juga ikut melayani di Laodokia dan Hierapolis (4:13).

Kompetensi Dasar 4. Mampu berargumentasi tentang siapa pendiri Jemaat Kristen di Kolose
Kolose adalah kota kecil di tepi sebuah jalan raya Roma di lembah Lycus, sekitar 160 km di sebelah timur ibu kota propinsi di Efesus. Dalam Kolose 2:1 menegaskan bahwa Paulus belum mengunjungi Kolose, tetapi gereja di situ mungkin didirikan sebagai hasil pelayanannya yang lebih luas.
Dalam Kisah 2:10 disebutkan mengenai orang-orang dari Frigia yang menghadiri perayaan Hari Pentakosta di Yerusalem. Pada peristiwa itu, Petrus berkhotbah dan ribuan orang bertobat. Bisa jadi, di antara orang-orang yang bertobat itu adalah orang-orang dari Frigia (bnd. Kis. 2:41). Frigia pada masa itu adalah sebuah wilayah yang di dalamnya terdapat tiga kota yang terkenal: Kolose, Loadikia, dan Hierapolis. Apakah Injil masuk ke Kolose yang merupakan salah satu kota dalam distrik Frigia melalui orang-orang Frigia yang bertobat pada hari Pentakosta? Jawabannya bisa kita simpulkan dari beberapa rujukan berikut ini.

Pertama, dalam Kisah 2:10, hanya disebutkan secara umum mengenai kehadiran orang-orang dari Frigia dan bisa diasumsikan bahwa mereka termasuk orang-orang yang bertobat pada saat Petrus menantang mereka untuk percaya kepada Tuhan Yesus.

Kedua, karena perayaan itu adalah perayaan Yahudi, maka kita bisa mendeduksi bahwa orang-orang Frigia yang hadir pada waktu itu adalah orang-orang Yahudi. Lukas sendiri menulis bahwa pada waktu itu “orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit” dan orang-orang Yahudi dari sejumlah wilayah yang ikut hadir dalam perayaan Pentakosta sebagaimana yang disaksikan dalam Kisah 2:5, 9-11.
Ketiga, bila perayaan ini harus dihadiri oleh orang-orang Yahudi dari berbagai tempat . Sangat mungkin bahwa di antara orang-orang Yahudi asal Frigia yang hadir pada peristiwa Pentakosta itu di antaranya termasuk orang-orang Yahudi yang berasal dari kota Kolose.

Jadi dapat disimpulkan bahwa bahwa orang-orang Yahudi asal Frigia itu termasuk di dalamnya adalah orang-orang Yahudi asal Kolose, mendengarkan Injil dan bertobat. Dan inilah yang menjadi asal usul masuknya Kekristenan ke kota Kolose. Namun, karena ketidakjelasan mengenai kehadiran orang-orang Yahudi asal Kolose [Lukas hanya menyebutkan mengenai kehadiran orang-orang Frigia secara umum], maka kita harus mempertimbangkan kesimpulan yang kedua, yaitu kesimpulan minimalis. Kesimpulan minimalis yang dimaksudkan adalah bahwa orang-orang Frigia yang bertobat itu pulang ke daerahnya dan memperkenalkan Injil kepada orang-orang di wilayah tersebut. Berangkat dari kesimpulan minimalis ini, tidak jelas apakah jemaat di Kolose berdiri karena pemberitaan Injil oleh orang-orang Frigia yang kembali dari Yerusalem itu atau tidak. Namun sangat kuat kemungkinan bahwa Kekristenan bukan lagi sesuatu yang asing bagi orang-orang di Kolose. Dan bisa jadi, hal ini mempersiapkan mereka untuk menerima pemberitaan Injil yang dilakukan oleh pihak lain.

Kompetensi Dasar 5. Mampu merumuskan apa tema Kitab Kolose

Tema utama dalam kitab Kolose adalah “Keunggulan Kristus”. Susunan surat ini mengikuti pola Paulus yan sudah dikenal yang di dalamnya terdapat bagian doktrin (yang harus dipercayai) yang dilanjutkan dengan nasehat (bagaimana harus bertindak). Untuk melawan ajaran palsu. Paulus menekankan sifat agung dari ke-Tuhanan Yesus Kristus serta maknanya bagi orang-orang yang telah dipersatukan dengan Dia. Sebagai Tuhan atas ciptaan, Yesus merupakan wujud Tuhan yang sempurna; selaku Kepala Gereja dan Pendamai umat-Nya. Dia secara efektif menjadi perantara melalui penebusan dosa untuk menghubungkan manusia dengan Allah (1:15-22; 2:9). Untuk membuktikan bahwa Yesus saja cukup sebagai satu-satunya Tuhan dan Penebus (berlawanan dengan Gnostik yang menggantinya dengan disiplin-disiplin yang diharapkan dapat menebus dan suatu pleroma (pemenuhan) atau kelimpahan kekuatan yang menjadi perantara). Paulus menekankan kedua aspek dari watak Kristus tersebut.
Yang penting dalam hal ini ialah konsep mengenai tubuh Kristus yang pasti cukup dikenal jemaat di Kolose (1:18, 24; 2:17; 3:15). Hubungan yang misterius dan unik ini, yang terpisah dari hubungan yang lain, menjadikan anathema (kutuk) suatu keyakinan atau praktik yang menggantikan kedudukan sentral Yesus sebagai Penebus dan Penyempurna umat-Nya. "Tubuh Kristus" merupakan sebuah tema yang tertanam sangat dalam di dalam sub-struktur teologi Perjanjian Baru. Sebagian orang berusaha menemukan asal-usulnya di dalam pemikiran Paulus, tetapi mungkin akar-akarnya terdapat dalam ajaran Tuhan sendiri (bdg, Markus 14:58; Yohanes 2:19-22;). Anggota persekutuan yang dipandang sebagai bagian dari tubuh merupakan suatu kiasan yang asing di dunia Yunani, misalnya di kalangan Stoa. Sekalipun demikian, pemakaian gambaran ini oleh Paulus lebih daripada sekadar kiasan dim harus dipahami di dalam kerangka konsep Ihrani yang kuno dan realistis tentang solidaritas bersarna.

Di dalam surat Kolose Kristus diumpamakan sebagai "kepala" dari tubuh, gambaran ini menunjukkan penekanan di dalam surat-surat Paulus tentang hubungan yang akrab antara Kristus dengan umat-Nya dan hukan hanya suatu perkembangan yang sudah lama dari konsepnya yang terdahulu.
Konsep mengenai Kristus sebagai Kepala (kephale) Gereja disamakan dengan konsep dalam I Korintus 11:3, "Kepala dari tiap-tiap laki-laki." Lebih spesifik lagi: "Suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh" (Efesus 5:23). Gambaran tentang "Kepala" yang berkenaan dengan Kristus dan Gereja. harus dipahami dengan analogi suami-istri. Gambaran ini mengungkapkan kesatuan Kristus dengan Gereja. sebab suami dan istri adalah "satu daging." Tetapi yang lebih penting lagi gambaran ini melukiskan perbedaan Kristus dengan Gereja. kewenangan Kristus atas Gereja dan tindakan-Nya menebus Gereja (bdg. 2: 10).

Di dalam tulisan-tulisan Paulus hubungan orang Kristen dengan zaman baru dipandang sebagai peristiwa yang sudah lalu dan sebagai suatu harapan pada masa mendatang. Pada masa lalu. orang-orang Kristen disalibkan bersama dengan Kristus. dihangkitkan untuk hidup yang baru. dipindahkan ke; dalam kerajaan-Nya. dimuliakan dan didudukkan di samping-Nya di surga (Efesus 2:5-7: Kolose 1:13: 2:11-13: Roma 8:30). Sekalipun demikian. menjelang akhir hidupnya. Paulus mengungkapkan kerinduannya untuk "mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya. di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya. supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati" (Filipi 3: 10-11). Makna dari berbagai perspektif kronologis yang berbeda ini, dim hubungan mereka, sangatlah penting untuk memahami cara berpikir Paulus. Singkatnya, dapat dikemukakan bahwa konsep mengenai Tubuh Kristus merupakan petunjuk untuk memahami cara berpikir Paulus tersebut. Ketika Paulus berbicara tentang orang-orang Kristen yang sudah mati dan bangkit untuk hidup baru, dia berbicara tentang suatu realitas bersama yang dialami oleh Yesus secara pribadi pada tahun 30 M, tetapi sebagai perantara bagi orang Kristen secara bersama melalui Roh yang diam di dalam mereka. Setelah menyatu dengan tubuh Kristus dan ditetapkan untuk secara prihadi menjadi serupa dcngan Kristus, orang Kristen sekarang harus mewujudkan di dalam kehidupan pribadinya suatu kehidupan "di dalam Kristus," yang ke dalamnya dia sudah dibawa. Sementara diri di dalam kcfanaunnya akan "mengenakan yang tidak dapat mati" pada saat paro usia, kedatangan Tuhan kembali (I Korintus 15:51-54), diri di dalam perwujudan moral dan psikologisnya mulai mengaktualisasikan berbagai realitas zaman-baru di dalam kehidupan saat ini: "Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus … mengapakah kamu menaklukkan dirimu kepada rupa-rupa peraturan?" "Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas." "Kamu telah menanggalkan manusia lama ... dan telah mengenakan manusia baru" (2:20: 3: I, 9, 10).

Kompetensi Dasar 6. Mampu menganalisis muatan Teologis dan menerapkan dalam pelayanan kependidikan gereja

Menurut Wikipedia, muatan teologi kitab Kolose yakni sebagai berikut: Surat Paulus untuk jemaat Kolose menggambarkan secara keseluruhan pemahaman teologi untuk menolong pembacanya menemukan manusia yang asli dan kematangan spiritual yang seesuai dengan keinginan Tuhan untuk umat-Nya. Tuhan itu memberikan penghakiman yang adil dan bijaksana. Dia mengutus Anak-Nya untuk mencapai pendamaian. Yesus yang menangani dosa manusia dengan mati di kayu salib agar kehidupan yang diberikan kepada umat-Nya. Hidup umat yang benar yang diungkapkan melalui hidup yang benar. Hal ini ditunjukkan melalui ungkapan iman percaya mereka dan dengan dibaptis di dalam Yesus Kristus. Paulus di dalam suratnya ini pada intinya hendak menyuarakan pemahamannya akan beberapa tema teologi terbesar. Adanya makna yang ditujukan kepada gereja. Roh Kudus dan gereja terletak jejak-jejak yang dapat membantu pemahaman tentang bagaimana membawa pesan teks kuno ke dalam situasi sekarang ini. Paulus bermaksud agar suratnya dibaca di dalam gereja (4:16). Hal ini pula mengingatkan gereja bahwa gereja tidak dapat memahami surat-surat Paulus tersebut secara murni. Setiap orang Kristen yang dewasa bertanggung jawab terhadap iman percayanya. Tetapi kebenaran Kristen tetap menjadi milik bersama. Paulus menulis surat ini untuk memastikan jemaat di kolose adalah warga Kerajaan Allah. Tidak ada keraguan atas pernyataan ini menjadi bukti iman kepada Kristus. Manurut Paulus, gereja adalah tubuh Kristus dan memiliki tugas untuk bersaksi bagi dunia tentang Kerajaan Allah.

Kompetensi Dasar 7. Mampu mengidentifikasi ciri-ciri Khas Surat Kolose


Dalam www.sabda.org dikemukakan tiga ciri utama menandai surat ini.
1. Kolose memusatkan perhatian pada kebenaran rangkap dua dari keutamaan Kristus dan kesempurnaan orang percaya di dalam Dia, bahkan lebih dari kitab-kitab lain dalam PB.
2. Kitab ini dengan tegas meneguhkan kepenuhan ke-Allahan Kristus (Kol.2:9) dan berisi salah satu bagian yang paling agung di PB mengenai kemuliaan-Nya (Kol. 1:15-23).

Kompetensi Dasar 8. Mampu mengidentifikasi orang-Orang Kunci dalam surat Kolose

Paulus, Timotius, Epafras, Tikhikus, Onesimus

Kompetensi Dasar 9. Mampu menjelaskan Latar Belakang Situasi

Beberapa ajaran sesat mengacaukan jemaat di Kolose. Seperti serigala yang masuk di tengah kawanan domba, pengajaran-pengajaran sesat masuk di tengah jemaat Kolose. Untuk itulah Epafras mengunjungi Paulus di penjara untuk menceritakan kondisi jemaat. Ajaran sesat yang berkembang disana merupakan “filsafat yang kosong dan palsu menurut ajaran turun temurun dan roh-roh dunia,... tidak menurut Kristus.”(Col 1:21)
Beberapa poin tentang ajaran sesat yang masuk di jemaat Kolose:
• Ajaran yang berkaitan dengan makanan, minuman, hari raya, seremonial, upacara bulan baru dan tafsiran yang salah tentang hari Sabat, “jangan menyentuh ini, jangan memakan itu...”
• Berkenaan dengan mistis, penyembahan kepada malaikat, penglihatan-penglihatan, pengetahuan rahasia, tradisi dan hikmat manusia

Kompetensi Dasar 10. Mampu menilai ajaran Sesat di Kolose:
Pada abad kedua gereja berhadapan dengan munculnya sebuah gerakan dengan ajaran sesat yang dikenal dengan nama Gnostik. Gnostik dapat dikatakan bercampuran beragam ajaran dengan penyesuaian pandangan Yahudi, Kristen atau kelompok-kelompok kafir lainnya kebutuhan. Pokok yang khas dari gnostik adalah dualisme metafisika, makhluk-makhluk perantara, penebusan melalui pengetahuan atau gnosis. Semua agama, menurut ajaran gnostik merupakan manifestasi dari satu kebenaran yang tersembunyi yang berusaha untuk menuntun orang menuju pengetahuan mengenai kebenaran tersebut. Pengetahuan atau gnosis ini bukan pemahaman intelektual tetapi pencerahan yang diperoleh melului pengalaman mistik. Karena manusia terikat pada dunia materi yang jahat, maka manusia hanya dapat menghampiri Allah dengan bantuan berbagai makhluk seperti malaikat. Melalui bantuan kekuatan-kekuatan inilah seseorang dapat menafsirkan kitab-kitab suci secara alegoris dan mistis, dapat dicapai pencerahan rohani dan pembebasan dari dunia materi dan dosa dapat dipastikan.
Pengaruh gnostik seperti yang disebutkan di atas dapat diduga mulai mempengaruhi sejumlah Jemaat yang didirikan Paulus. Di Korintus, misalnya kerinduan akan hikmat spekulatif (I Korintus 1:7 dst.) dan pengabaian tubuh jasmaniah (tercermin dalam penyangkalan kebangkitan, dalam askese dan dalam kebebasan seksual: bdg. I Korintus 15:5, 7), menunjukkan pengaruh gnostik..
Ajaran sesat di Kolese menggabungkan unsur-unsur Yahudi dan Helenis, Ketaatan kepada peraturan-peraturan makanan dan hari Sabat. upacara penyunatan dan mungkin juga fungsi perantara dari para malaikat mengingatkan pada kebiasaan dan kepercayaan Yahudi (2: 11, 16, 18): penekanan pada "hikmat" dan "pengetahuan,"pleroma (peenuhan) dari kekuatan-kekuatan alam dan penilaian rendah terhadap tubuh jasmaniah mencerminkan pernikan Yunani (2:3. 8. 23). Beberapa orang Yahudi yang bertobat mungkin membawa campuran dari Yudaisme heterodoks dan mengembangkannva lebih jauh lagi sesudah mereka menjadi orang Kristen.

Kompetensi Dasar 11. Mampu membuat garis besar surat Kolose.

Usaha memahami isi atau garis besar surat Kolose akan monolong memahami teks yang menjadi focus bahasan. Teks yang menjadi bahasan dalam penelitian ini yakni Kolose 1:15-23. Tema apa yang disampaikan dalam bagian ini maka garis besar berikut ini akan membantu memahami pokok-pokok yang diteliti. Garis besar surat Kolose dalam paparan berikut ini diambil dari beberapa sumber dengan maksud perbandingan.
Berdasarkan informasi dalam garis surat kolose, dapat dikatakan bahwa sumber di atas menempatkan teks yaitu Kolose 1:15-23 dalam dua pokok penting yaitu: Kristus dan pekerjaan-Nya (1:15-20), dan teguran (1:21-23). Ini berarti teks yang menjadi pilihan penulis dalam penelitian ini terbagi dalam dua pokok yaitu Kristus dan pekerjaan-Nya serta teguran Paulus terhadap jemaat di Kolose.
Garis besar di atas bukanlah satu-satunya garis besar surat Kolose, masih ada banyak sumber yang memberi informasi penting sekitar garis besar surat Kolose. Mendampingi informasi garis besar suart Kolose dapat juga dilihat dalam informasi yang disampaikan

Kolose 1:15-23 dalam topic keutamaan Kristus dinyatakan, yaitu keutamaan Kristus yang dinyatakan dalam penciptaan (Kol. 1:15-17) dan dalam jemaat (Kol. 1:18-23). Sumber kedua menempatkan teks yang diteliti dalam topic keutamaan Kristus dinyatakan dengan dua sub topic yaitu keutamaan Kristus dinyatakan dalam penciptaan dan dalam jemaat. Jadi tidak ada pertentangan yang mencolok antara sumber pertama dan sumber kedua, perbedaannya pada istilah yang dipakai tetapi dengan maksud yang sama. Istilah keutamaan Kristus sama maknanya dengan Kristus dan pekerjaan-Nya, kemudian keutamaan Kristus yang dinyatakan dalam jemaat sama maknanya dengan teguran pada jemaat. Artinya kedua penulis di atas memakai istilah yang berbeda tetapi memiliki makna yang sama.

Salam



Previous Post
Next Post
Related Posts

0 comments: